tag:blogger.com,1999:blog-27124844019210871772024-02-19T16:21:17.561+07:00SELOKARTOAKU BANGGA DENGAN TANAH AIRKUUnknownnoreply@blogger.comBlogger261125tag:blogger.com,1999:blog-2712484401921087177.post-77497190030546478612011-04-16T12:47:00.001+07:002011-04-16T12:48:56.786+07:00Bocah Asal Indonesia Juara Kompetisi Pemrograman Game se-AS<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://static.republika.co.id/uploads/images/headline/ilustrasi-_110415185117-183.jpg"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 360px; height: 260px;" src="http://static.republika.co.id/uploads/images/headline/ilustrasi-_110415185117-183.jpg" border="0" alt="" /></a>Bocah asal Indonesia, Muhammad Al-Fatih Ridha, tampil sebagai salah satu dari 12 pemenang lomba desain dan pemrograman game nasional se-Amerika, National STEM (Science Technology Engineering Math) Video Game Challenge.<br /><br />Para pemenang diumumkan Rabu (30/3) lalu oleh Kepala staf kementrian Teknologi Amerika Serikat, Aneesh Chopra, di Washington. Lomba ini diinspirasi oleh Presiden Barack Obama untuk memacu motivasi minat para pelajar mendalami ilmu pengetahuan, teknologi, teknik, dan matematika dengan memanfaatkan permainan komputer. Kompetisi nasional yang pertama kali diadakan di AS ini diikuti oleh 500 pelajar dari grade 5-8 (tingkat SD dan SMP). Mereka dibagi menjadi empat kelompok sesuai grade pendidikan masing-masing.<br /><br />Muhammad Al-Fatih Ridha, satu dari tiga pemenang di kelompok grade 8, merupakan murid homeschooling dari Beaverton, Oregon. Ia meraih angka tertinggi di kelompok ini. Fatih mendesain dan memprogram game berjudul "Zuff's Adventure". Game ini didesainnya dengan menggunakan Game Maker software dengan bahasa pemrograman GML (Game Maker Language), yang menceritakan petualangan karakter bernama Zuff.<br /><br />Fatih, yang lahir di Indonesia dan sudah tinggal di Amerika sejak kecil dengan orang tuanya, Mohamad Ridha dan Ratu Vanda Wardani, dengan ketiga adik-adiknya, senang dengan pemrograman game sejak diperkenalkan dengan pemograman komputer dan desain software beberapa tahun yang lalu oleh ayahnya yang berlatar belakang pendidikan dunia komputer.<br /><br />Fatih dan adik-adiknya mengikuti program homeschool di rumahnya yang diberikan oleh kedua orang tua mereka berdasarkan kurikulum nasional, juga dengan mengikuti kelas-kelas tambahan lainnya di luar rumah. Sementara kelas pelajaran agama Islam dan Alquran mereka ikuti di masjid. Untuk tahun ajaran depan, Fatih telah diterima di School of Science and Technology di Beaverton, Oregon dan akan memasuki grade 9 (SMA).<br /><br />Para pemenang lomba ini mendapatkan hadiah laptop, software pendidikan, dan uang 2000 dolar yang diberikan kepada sekolah mereka atau didonasikan ke organisasi nirlaba pilihan mereka. Fatih menyalurkan uang tersebut ke Islamic Society of Greater Portland (ISGP), organisasi Islam di kota tempat dia tinggal. Sumbangan tersebut diperuntukkan membangun Youth Center sebagai sarana pendidikan dan olahraga anak-anak muda Muslim di sana.<br /><br />Redaktur: Johar Arif<br />http://www.republika.co.id/berita/pendidikan/kompetisi/11/04/15/ljozlw-bocah-asal-indonesia-juara-kompetisi-pemrograman-game-seasUnknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2712484401921087177.post-20187341989903288262011-04-14T21:42:00.001+07:002011-04-14T21:44:04.305+07:00Siswa Indonesia Juara Desain di Turki<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://stat.k.kidsklik.com/data/photo/2011/04/14/1907436p.JPG"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 400px; height: 205px;" src="http://stat.k.kidsklik.com/data/photo/2011/04/14/1907436p.JPG" border="0" alt="" /></a>Demam bersepeda di Tanah Air akhir-akhir ini seperti memberikan ilham bagi Yusman Ahmad Nur (15) dan Anisa Naziha (15) untuk berprestasi di kancah internasional. Lewat karya inovatif berjudul "Environmental Cycle", kedua siswa SMAN 10 Malang (Sampoerna Academy), Jawa Timur, itu memenangkan medali emas untuk kategori High School (SMA) pada kompetisi desain bergengsi internasional, yaitu "Dreamline 7th International Design Olympiad 2011", 9-10 April, di Ankara, Turki. <br /><br />Lewat karya inovatifnya itu, Yusman dan Anisa berhasil menyingkirkan 6.150 peserta lain dari 43 negara. Environmental cycle adalah inovasi mereka berdua dalam memanfaatkan energi potensial pegas yang dapat menghemat tenaga pengendara sepeda hingga 680 persen, atau hampir tujuh kali lebih hemat tenaga. Bila menggunakan sepeda biasa, seorang pengendara sepeda harus mengayuh hingga 160 kali untuk menempuh jarak 1 kilometer. Namun dengan environmental cycle ini, ia cukup mengayuh 23 kali saja.<br /><br />"Ide ini berawal dari kekhawatiran kami akan semakin minimnya sumber mineral yang dikarenakan oleh tingginya penggunaan kendaraan bermotor. Tingkat polusi yang dihasilkan oleh kendaraan bermotor juga semakin tinggi. Salah satu solusi atas permasalahan ini sesungguhnya adalah dengan mengajak masyarakat luas untuk menjadikan sepeda sebagai alat transportasi harian," kata Yusman dalam siaran persnya di Jakarta, Kamis (14/4/2011).<br /><br />"Namun sering kali kami mendengar keluhan bahwa mengendarai sepeda terlalu melelahkan. Dari permasalahan inilah kami mendapatkan ide untuk menciptakan sepeda yang dapat meringankan upaya penggunanya melalui efisiensi kayuhan," tambahnya.<br /><br />Dengan keterbatasan dana, Yusman dan Anisa, yang masih duduk di tingkat 10 (kelas 1) ini, memanfaatkan berbagai barang bekas di sekitar sekolah untuk membangun prototipe sepeda impian mereka itu. Prototipe sepeda dibuatnya dari mesin fotokopi bekas, mesin sepeda motor bekas, serta pegas tua dari sebuah toko barang loak.<br /><br />Kini, berkat kemenangan itu, Yusman dan Anisa meraih hadiah uang sejumlah 3.500 lira atau senilai kurang lebih Rp 20 juta. Keduanya berencana menggunakan dana tersebut untuk membiayai penelitian-penelitian mereka berikutnya. Mereka juga berencana memperoleh hak paten atas hasil karya mereka ini.<br /><br />"Keberhasilan dari Yusman dan Anisa ini membuktikan bahwa sesungguhnya anak-anak Indonesia memiliki potensi dan talenta yang besar serta kecerdasan yang tinggi. Yang dibutuhkan hanyalah akses terhadap pendidikan yang berkualitas agar dapat bersaing di kancah global," kata Nenny Soemawinata selaku Managing Director Putera Sampoerna Foundation yang membidani kelahiran SMAN 10 Sampoerna Academy.<br /><br />Adapun Yusman dan Anisa adalah dua siswa yang memiliki prestasi akademik gemilang meskipun berasal dari keluarga prasejahtera. Keduanya, seperti halnya 300 siswa berprestasi lainnya, kini bersekolah di SMAN 10 Malang (Sampoerna Academy).<br /><br /><br />M.Latief<br />Dapatkan artikel ini di URL:<br />http://www.kompas.com/read/xml/2011/04/14/19103193/Siswa.Indonesia.Juara.Desain.di.TurkiUnknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2712484401921087177.post-16937126027851557492011-04-11T15:17:00.002+07:002011-04-11T15:22:58.284+07:00UGM, ITB dan UNIKOM Juara di AS<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://stat.k.kidsklik.com/data/photo/2011/04/01/1144116p.jpg"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 300px; height: 150px;" src="http://stat.k.kidsklik.com/data/photo/2011/04/01/1144116p.jpg" border="0" alt="" /></a>Sangat membanggakan, tim robot dari Indonesia berhasil menjuarai kompetisi robot Trinity College Fire Fighting Home Robot Contest di Hartford, Connecticut, AS, 9-10 April 2011.<br /><br />Tidak tanggung-tanggung, semua robot yang dikirim oleh Institut Teknologi Bandung, Universitas Gajah Mada, dan UNIKOM berhasil menggondol gelar juara. "Seluruh robot perwakilan Indonesia juara semua. Membanggakan," tulis Kusprasapta Mutijarsa, pembimbing tim robot dari ITB, dalam akun Twitter miliknya @kusprasapta.<br /><br />Tiga robot buatan mahasiswa UNIKOM, Bandung yang mewakili Indonesia untuk kategori RoboWaiter menang di hari pertama. Masing-masing robot DU99 RWE yang juara 1 level advanced serta juara 1 dan 2 level standar.<br /><br />RoboWaiter merupakan kompetisi robot yang dirancang menjalankan aktivitas simulasi membantu manusia. Dua robot buatan mahasiswa ITB yang mewakili jenis robot berkaki (legged robot) meraih kemenangan di hari kedua. Kedua robot yang diberi nama Zarqun dan ASA masing-masing juara 1 dan 2 kategori Walking Robot.<br /><br />Sementara dua robot buatan mahasiswa UGM yang mewakili Indonesia di kategori Senior Wheeled Robot juga meraih juara. Dua robot beroda yang diberi nama Koplax dan Iron masing-masing juara 1 dan 2.<br /><br /><br />Tri Wahono<br />Dapatkan artikel ini di URL:<br />http://www.kompas.com/read/xml/2011/04/11/08280011/UGM.ITB.dan.UNIKOM.Juara.di.ASUnknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2712484401921087177.post-91333176469472712772011-01-06T10:14:00.003+07:002011-01-06T10:18:43.995+07:00Memulung Botol di Jerman<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://stat.k.kidsklik.com/data/photo/2011/01/05/4129628p.jpg"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 300px; height: 280px;" src="http://stat.k.kidsklik.com/data/photo/2011/01/05/4129628p.jpg" border="0" alt="" /></a><span style="font-weight:bold;">Oleh Nawa Tunggal</span><br /><br />Demi menyelesaikan studi jenjang doktoral di Brandenburgische Technische Universität Cottbus, Jerman, dalam dua tahun terakhir Suhendra berusaha mencukupi kekurangan uangnya dengan memulung botol di Berlin. Kemandiriannya berbuah pada penguasaan kemampuan spesifik hingga menjadikan dia satu-satunya doktor dari negara lain yang dibutuhkan sebuah institusi Pemerintah Jerman.<br /><br />”Saya memulung pada waktu senggang, biasanya sehabis subuh agar tak ketahuan orang (Indonesia),” kata Suhendra, salah seorang peserta International Summit 2010 Ikatan Ilmuwan Indonesia Internasional (I-4), 16-18 Desember 2010, di Jakarta.<br /><br />Ia memulung botol bekas wadah minuman di stasiun pemberhentian kereta api, terminal bus, dan bandara. Satu botol bekas minuman air mineral dihargai 25 sen euro. Sementara botol bekas minuman berkarbonasi dihargai 15 sen euro.<br /><br />Untuk menguangkan botol-botol itu, ia membawanya ke mesin otomatis yang ada di stasiun kereta api. Sabtu dan Minggu merupakan hari penuh berkah karena botol bekas relatif berlimpah. Dalam sehari dia bisa mendapatkan 40-50 botol.<br /><br />”Mesin-mesin otomatis itu seperti ATM. Botol yang saya masukkan diganti voucher yang bisa ditukar dengan uang,” kata Suhendra yang memulung tahun 2004-2006, saat mengambil doktor bidang environmental safety for petroleum project (sistem keamanan lingkungan untuk industri tambang minyak).<br /><br />Hasil memulung memang tak cukup untuk membayar sewa apartemen, biaya makan, dan asuransi. Suhendra pun bekerja paruh waktu di pabrik cokelat. ”Pekerjaan saya di bidang perawatan. Tetapi, itu sesungguhnya pekerjaan bersih-bersih lantai dan mesin pabrik.”<br /><br />Suhendra menikahi Dewi Yuniasih tahun 1999, dan mulai 2002 istrinya juga menetap di Jerman. Kini Dewi masih menuntaskan program studi kedokteran di Humboldt University of Berlin.<br /><br />Keahlian spesifik<br /><br />Suhendra menempuh studi S-1 di Universitas Diponegoro, dan lulus di bidang teknik kimia. Ia melanjutkan S-2 di Institut Teknologi Bandung dan mendapat beasiswa program master double degree di Brandenburgische Technische Universität (BTU) untuk periode 2000-2002. Jenjang studi S-2 dia selesaikan setahun di ITB dan setahun di BTU.<br /><br />”Program master saya di Jerman dengan riset industri bidang teknik kimia di Max Planck Institute (MPI),” katanya.<br /><br />Di MPI, dia meneliti penentuan kinetik pada reaksi kimia. Ini lalu jadi keahlian spesifik Suhendra. Aplikasinya pada reaksi eksplosif pada metal. Ia melanjutkan studi S-3 di tempat sama tahun 2002-2006. Selama 2002-2004 ia memperoleh beasiswa, tetapi dua tahun berikutnya harus biaya sendiri.<br /><br />Tahun 2006, ia menuntaskan studi dengan hasil penelitian kerangka kerja untuk penilaian kondisi minyak yang aman serta ramah lingkungan. ”Berupa parameter untuk kerangka kerja dan indikator operasi kilang minyak yang aman dan ramah lingkungan,” kata Suhendra yang mendapatkan ijazahnya pada Februari 2007.<br /><br />Dia lalu melamar kerja di Badan Penelitian Jerman, Federal Institute for Materials Research and Testing (Bundesanstalt für Materialforschung und-prüfung/BAM) di Berlin. Ini seperti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), tetapi di bawah Kementerian Ekonomi dan Teknologi Jerman.<br /><br />”Ada slogan menarik di lembaga ini,” katanya. Kira-kira demikian, ”Alokasikan uang yang banyak untuk riset, maka riset akan memberikan uang yang lebih banyak.”<br /><br />Pada April 2007, setelah melalui verifikasi dinas ketenagakerjaan setempat, dia diterima di BAM. ”Kemungkinan saya diterima di BAM karena keahlian spesifik untuk bidang material eksplosif. Latar belakang keilmuan saya sesuai dengan yang dicari,” katanya.<br /><br />Di lingkup kerja BAM, Suhendra mengerjakan model simulasi matematik untuk kebakaran tambang batu bara bawah tanah. Ia mengembangkan pula model simulasi emisi gas rumah kaca yang dihasilkan dari kegiatan tambang batu bara bawah tanah.<br /><br />”Saya mengembangkan simulasi kecepatan perambatan api pada tambang batu bara bawah tanah,” ujarnya. Keberhasilan itu mengantar Suhendra memimpin kerja sama Jerman-China pada 2008 di bidang penanganan kebakaran tambang batu bara bawah tanah di China.<br /><br />”Korban sekitar 6.000 jiwa per tahun terjadi di China akibat kebakaran tambang batu bara. Saya diserahi proyek untuk kerja sama penanganan masalah ini,” katanya.<br /><br />Dia pun banyak hadir dalam forum ilmiah China untuk menyebarkan ilmu penanganan dan pencegahan kebakaran tambang batu bara bawah tanah. Belakangan, Suhendra beranjak pada kegiatan urban minning yang secara harfiah bisa diartikan menambang di kawasan urban atau kota.<br /><br />Menambang di kota<br /><br />Menambang di kota tak ubahnya dengan kegiatan memulung, yaitu menghasilkan uang dari limbah yang terbuang. Menurut Suhendra, konsep urban minning tak sesederhana proses daur ulang. Urban minning mempersyaratkan teknologi lebih rumit dibandingkan dengan sekadar proses daur ulang.<br /><br />Ia mencontohkan bagaimana memulihkan komponen vital dan paling berbahaya kadmium bagi lingkungan dari proses industri sel surya. ”Di Uni Eropa, urban minning memanfaatkan pula limbah logam seperti aluminium dan besi, juga kegiatan produksi fosfor dari limbah kotoran manusia.”<br /><br />Pada 2008 Uni Eropa sempat kekurangan fosfor untuk bahan utama pupuk. Suhendra lalu mengembangkan rekayasa pengolahan limbah kotoran manusia secara lebih optimal untuk meningkatkan produksi fosfor.<br /><br />Seperti di Jerman, limbah kotoran manusia disalurkan ke sebuah penampungan. Ini memudahkan pengolahannya. Limbah juga dijadikan biogas.<br /><br />Tahun 2009, BAM menugasinya memimpin proyek Sustainable and Safe Re-use of Municipal Sewage Sludge for Nutrient Recovery (Susan). Ini proyek penanganan berbagai limbah industri di kota, yang juga bisa diimplementasikan di Indonesia yang sumbernya berlimpah.<br /><br /><br /><br />Dapatkan artikel ini di URL:<br />http://www.kompas.com/read/xml/2011/01/05/03242462/memulung.botol.di.jermanUnknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2712484401921087177.post-33269989168175693242011-01-03T11:08:00.002+07:002011-01-03T11:16:03.227+07:00RI Negara Perekonomian 18 Besar Dunia<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://www.ristek.go.id/makalah-menteri/wp-content/uploads/2008/06/semua-bisa.jpg"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 444px; height: 328px;" src="http://www.ristek.go.id/makalah-menteri/wp-content/uploads/2008/06/semua-bisa.jpg" border="0" alt="" /></a><br /> Indonesia saat ini dikatakan adalah negara perekonomian 18 besar dunia dengan nilai produk domestik bruto lebih dari 700 miliar dollar AS. Seluruh indikator ekonomi makro pada 2010 dinilai semakin stabil dan kokoh. Cadangan devisa pada Desember ini mencapai 94,7 miliar dollar AS. Sementara itu, nilai ekspor mencapai nilai tertinggi, yaitu 150 miliar dollar AS.<br /><br />Demikian disampaikan Ketua Umum PAN Hatta Rajasa, yang juga Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Rakyat, pada acara pidato awal tahun 2011 di Rumah PAN, Jakarta, Minggu (2/1/2010). "Mungkin kita masih ada yang belum menyadari bahwa kita adalah negara perekonomian 18 besar di dunia. Kita sudah menjadi salah satu raksasa ekonomi dunia," kata Hatta.<br /><br />Hatta juga sempat memaparkan secara singkat prestasi pemerintah pada 2010. "World Economic Forum dalam laporannya yang bertajuk Global Competitiveness Report menaikkan peringkat daya saing Indonesia ... Indonesia telah berhasil mencapai peningkatan pola pembangunan ekonomi, dari factor driven economy atau tatanan pembangunan ekonomi yang berbasis bahan baku, menjadi efficiency driven economy atau tatanan pembangunan ekonomi negara-negara maju yang makin ditopang efisiensi, daya saing dan pemanfaatan progresif ilmu pengetahuan dan teknologi," katanya.<br /><br />"The Economist bulan Desember 2010 pada artikel bertajuk The World 2011 menyatakan Indonesia sebagai kekuatan ekonomi baru yang memiliki perspektif perekonomian yang baik. Hal ini karena prestasi perekonomian yang tetap baik di kala dunia mengalami krisis. Indonesia diproyeksikan menjadi kekuatan unggulan dunia atau world leading economies di kurun waktu beberapa tahun mendatang," sambungnya.<br /><br />Sementara itu di ranah politik dan demokrasi, majalah politik terkemuka, Foreign Policy, pada edisi Desember 2010, menyatakan, kemajuan dan stabilitas politik Indonesia di semua ranah pembangunan dapat menjadi modal bagi Indonesia untuk menjadi negara superpower demokrasi dunia dalam beberapa tahun mendatang.Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2712484401921087177.post-24207053962852523722011-01-02T18:23:00.000+07:002011-01-02T18:25:18.174+07:00Susu Anti Flu Burung dari Bogor<span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, Tahoma, Arial, 'Trebuchet MS'; font-size: 12px; line-height: 20px; "><p style="margin-top: 15px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; font-style: inherit; font-size: 12px; font-family: inherit; vertical-align: baseline; "><strong style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; font-style: inherit; font-size: 12px; font-family: inherit; vertical-align: baseline; color: rgb(68, 68, 68); "> </strong><span class="Apple-style-span" style="font-size: 14px; font-weight: bold; line-height: 18px; "><span class="Apple-style-span" >Memadukan susu dan telur ayam, Rahmat Hidayat menemukan susu anti diare dan flu burung.</span></span></p><p style="margin-top: 15px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; font-style: inherit; font-size: 12px; font-family: inherit; vertical-align: baseline; color: rgb(68, 68, 68); "><strong style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; font-style: inherit; font-size: 12px; font-family: inherit; vertical-align: baseline; "></strong>Dalam setahun terakhir, ada kesibukan tak biasa di laboratorium Fakultas Kedokteran Hewan di Institut Pertanian Bogor (IPB). Bersama timnya, Rahmat Hidayat menggeluti riset yang sangat berguna bagi anak-anak, dan kaum lanjut usia. Peneliti itu sedang meracik bahan susu formula baru.</p><p style="margin-top: 15px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; font-style: inherit; font-size: 12px; font-family: inherit; vertical-align: baseline; color: rgb(68, 68, 68); ">Susu formula itu akan menjadi penangkal diare, sekaligus anti flu burung, dua jenis penyakit yang terus menghantui masyarakat Indonesia. Dalam setahun, Rahmat berhasil menemukan Imunoglobulin Yolk dari kuning telor, yang tak mengubah rasa, warna dan bau susu. "Formula itu bisa mencegah dua jenis diare yakni akibat bakteri <em style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; font-style: italic; font-size: 12px; font-family: inherit; vertical-align: baseline; ">Escherichia coli</em> dan <em style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; font-style: italic; font-size: 12px; font-family: inherit; vertical-align: baseline; ">Salmonella Enteritidis</em>," kata Rahmat, kepada VIVAnews di Bogor, Kamis 23 Desember 2010. </p><p style="margin-top: 15px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; font-style: inherit; font-size: 12px; font-family: inherit; vertical-align: baseline; color: rgb(68, 68, 68); ">Bagi Rahmat, susu dan telur ayam adalah dua elemen pokok penelitiannya. Selain sebagai sumber protein hewani yang sangat bermanfaat bagi daya tahan tubuh, susu dan telur ayam bisa menjadi perpaduan ampuh menangkal penyakit yang membuat banyak orang cemas, yaitu flu burung dan diare. </p><p style="margin-top: 15px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; font-style: inherit; font-size: 12px; font-family: inherit; vertical-align: baseline; color: rgb(68, 68, 68); ">"Penyakit flu burung masih menjadi ancaman di banyak negara, termasuk Indonesia. Diare pun sering menyerang masyarakat di negeri ini," ujar Rahmat dalam perbincangan ruang kerjanya. Pria kelahiran Sumatra Utara 31 tahun lalu itu adalah dosen Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) IPB, dengan spesialisasi Penyakit Hewan dan Mikrobiologi Medik.</p><p style="margin-top: 15px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; font-style: inherit; font-size: 12px; font-family: inherit; vertical-align: baseline; color: rgb(68, 68, 68); ">Sejak 2009, Rahmat memimpin tim dari FKH-IPB untuk meneliti formula anti-flu burung dan anti-diare. Hasil penelitian mereka pada tahun pertama, ungkap Rahmat adalah memproduksi Imunoglobulin Yolk (Ig Y) anti flu burung, dan anti diare yang dibuat dalam tiga rupa, yaitu spray dry kuning telur, freezer dry kuning telur, dan ekstrak murni. </p><p style="margin-top: 15px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; font-style: inherit; font-size: 12px; font-family: inherit; vertical-align: baseline; color: rgb(68, 68, 68); ">Produksi Ig Y diawali dengan perlakuan pada ayam petelur berupa vaksinasi sebanyak empat kali selama empat minggu. “Vaksin yang digunakan berupa H5N1 pada minggu pertama dan ketiga, sedangkan <em style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; font-style: italic; font-size: 12px; font-family: inherit; vertical-align: baseline; ">Escherichia coli</em> dan <em style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; font-style: italic; font-size: 12px; font-family: inherit; vertical-align: baseline; ">Salmonella enteritidis </em>digunakan setiap minggu,” kata Rahmat.</p><p style="margin-top: 15px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; font-style: inherit; font-size: 12px; font-family: inherit; vertical-align: baseline; color: rgb(68, 68, 68); ">Selanjutnya, serum dan kuning telur dikoleksi dan diperiksa keberadaan Ig Y anti ketiga agen tersebut sejak minggu pertama pasca vaksinasi terakhir. Metode pemeriksaan untuk<em style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; font-style: italic; font-size: 12px; font-family: inherit; vertical-align: baseline; ">E coli</em> dan <em style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; font-style: italic; font-size: 12px; font-family: inherit; vertical-align: baseline; ">S enteritidis</em> adalah Agar Gel Presipitation Test (AGPT) sedangkan H5N1 metode Haemegglutination Inhibition (HI).</p><p style="margin-top: 15px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; font-style: inherit; font-size: 12px; font-family: inherit; vertical-align: baseline; color: rgb(68, 68, 68); ">”Kami berkeyakinan formulasi susu itu sudah teruji, dan terdeteksi dapat mencegah flu burung dan diare (<em style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; font-style: italic; font-size: 12px; font-family: inherit; vertical-align: baseline; ">E coli</em> dan <em style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; font-style: italic; font-size: 12px; font-family: inherit; vertical-align: baseline; ">S enteritidis</em>). Jadi semacam imunisasi vaksin atau vaksin pasif,” ujar Rahmat.</p><p style="margin-top: 15px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; font-style: inherit; font-size: 12px; font-family: inherit; vertical-align: baseline; color: rgb(68, 68, 68); ">Penemuan ini adalah terbaru, dan belum ada peneliti di Indonesia berhasil menemukan susu formula anti-flu burung sekaligus anti-diare. "Formula ini berguna menghadapi tiga jenis kuman, yaitu H5N1, <em style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; font-style: italic; font-size: 12px; font-family: inherit; vertical-align: baseline; ">Escherichia coli</em>, dan <em style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; font-style: italic; font-size: 12px; font-family: inherit; vertical-align: baseline; ">Salmonella enteritidis</em>, menyebabkan sering terjadi diare," kata Rahmat. </p><p style="margin-top: 15px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; font-style: inherit; font-size: 12px; font-family: inherit; vertical-align: baseline; color: rgb(68, 68, 68); "><img id="102398" title="Rahmat Hidayat dengan Ig Y anti-flu burung dan anti-diare yang dicampur ke susu" src="http://media.vivanews.com/images/2010/12/31/102398_rahmat-hidayat--pembuat-susu-anti-flu-burung.JPG" alt="Rahmat Hidayat dengan Ig Y anti-flu burung dan anti-diare yang dicampur ke susu" width="550" height="413" style="margin-top: 10px; margin-right: 10px; margin-bottom: 10px; margin-left: 10px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; font-style: inherit; font-size: 9px; font-family: inherit; vertical-align: baseline; border-style: initial; border-color: initial; background-color: rgb(238, 238, 238); float: left; color: rgb(102, 102, 102); line-height: normal; overflow-x: hidden; overflow-y: hidden; " /></p><p style="margin-top: 15px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; font-style: inherit; font-size: 12px; font-family: inherit; vertical-align: baseline; color: rgb(68, 68, 68); ">Menurut Rahmat, formula temuan timnya itu tak hanya diperuntukkan untuk anak-anak. Manusia lanjut usia [manula] bisa merasakan manfaat racikan susu formula itu. Seperti kondisi anak-anak, daya tahan tubuh mereka tergolong lemah, sehingga rentan dengan kuman penyakit. </p><p style="margin-top: 15px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; font-style: inherit; font-size: 12px; font-family: inherit; vertical-align: baseline; color: rgb(68, 68, 68); ">“Jadi susu formula hasil temuan ini, sangat berguna untuk anak – anak maupun manula,” kata Rahmat. Melalui penelitiannya, Rahmat ingin mendorong masyarakat Indonesia menyadari pentingnya minum susu. ”Selama ini masyarakat Indonesia masih sangat rendah untuk mengkonsumsi susu dibandingkan dengan negara lain,” kata Rahmat. </p><p style="margin-top: 15px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; font-style: inherit; font-size: 12px; font-family: inherit; vertical-align: baseline; color: rgb(68, 68, 68); "> </p><p style="margin-top: 15px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; font-style: inherit; font-size: 12px; font-family: inherit; vertical-align: baseline; color: rgb(68, 68, 68); ">***</p><p style="margin-top: 15px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; font-style: inherit; font-size: 12px; font-family: inherit; vertical-align: baseline; color: rgb(68, 68, 68); "> </p><p style="margin-top: 15px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; font-style: inherit; font-size: 12px; font-family: inherit; vertical-align: baseline; color: rgb(68, 68, 68); ">Namun, penelitian Rahmat bukan tanpa halangan. Kendala dia dan timnya hadapi adalah mencari ayam yang cocok bagi kepentingan riset, dengan jumlah yang memadai sebagai pabrik biologis menghasilkan Ig Y. Dalam produksi Ig Y bisa saja ayam yang diproduksi berbeda, karena kondisi ayam bahan riset berbeda satu dengan lainnya. ”Sehingga, kami sangat kesulitan mencari ayam yang tidak berbeda,” kata Rahmat.</p><p style="margin-top: 15px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; font-style: inherit; font-size: 12px; font-family: inherit; vertical-align: baseline; color: rgb(68, 68, 68); ">Selain itu, kemampuan hasil riset sangat tergantung pada varian flu burung yang digunakan untuk memproduksi Ig Y. Untuk saat ini Rahmat baru meneliti flu burung varian H5N1. Namun, penelitian terhadap flu burung varian lain, seperti H5N2, H7N2, H7N3, H5, dan H7 juga sangat memungkinkan. "Secara ilmiah, semua [varian] sangat memungkinkan, tapi masih perlu penelitian lebih lanjut," kata Rahmat. </p><p style="margin-top: 15px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; font-style: inherit; font-size: 12px; font-family: inherit; vertical-align: baseline; color: rgb(68, 68, 68); ">Ia menambahkan, Ig Y sudah diujikan kepada tikus, yang merupakan mahluk mamalia, sama seperti manusia. Namun, kata dia, pada tahun 2011 pihaknya akan berusaha membuktikan hasil temuannya ini cocok terhadap manusia.</p><p style="margin-top: 15px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; font-style: inherit; font-size: 12px; font-family: inherit; vertical-align: baseline; color: rgb(68, 68, 68); ">”Mudah-mudahan pada tahun 2011, kita akan gunakan relawan manusia menguji formula baru,”tutur suami dari Arum Kusniladewi itu.</p><p style="margin-top: 15px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; font-style: inherit; font-size: 12px; font-family: inherit; vertical-align: baseline; color: rgb(68, 68, 68); ">Kendati menemui halangan, Rahmat bertekad hasil penelitian timnya itu bisa diterapkan dalam produksi susu bubuk pada 2011. Setelah itu, Rahmat akan mengembangkan formula produksi susu cair, yang selama ini banyak dikonsumsi anak-anak.</p><p style="margin-top: 15px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; font-style: inherit; font-size: 12px; font-family: inherit; vertical-align: baseline; color: rgb(68, 68, 68); ">“Kami akan memformulasikan susu anak-anak yang dijual per kotak dan saset. Karena, anak-anak lebih suka susu formula dalam bentuk cair yang siap minum,” kata Rahmat.</p><p style="margin-top: 15px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; font-style: inherit; font-size: 12px; font-family: inherit; vertical-align: baseline; color: rgb(68, 68, 68); ">Ia berharap, penelitian lanjutan itu didukung pihak swasta. ”Sampai saat ini, pihak lain tertarik baru sebatas lisan, dan memang penelitiannya masih terus berlanjut. Jadi, untuk saat ini belum saatnya dikomersilkan kepada masyarakat umum. Kami masih harus menguji lebih lanjut," kata Rahmat.</p><p style="margin-top: 15px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; font-style: inherit; font-size: 12px; font-family: inherit; vertical-align: baseline; color: rgb(68, 68, 68); ">(<strong style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; font-style: inherit; font-size: 12px; font-family: inherit; vertical-align: baseline; ">Laporan: Ayatullah Humaeni | Bogor</strong>/ <strong style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; font-style: inherit; font-size: 12px; font-family: inherit; vertical-align: baseline; ">np</strong>)</p><div style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; font-style: inherit; font-size: 12px; font-family: inherit; vertical-align: baseline; background-color: transparent; color: rgb(68, 68, 68); "><br /></div><p style="margin-top: 15px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; font-style: inherit; font-size: 12px; font-family: inherit; vertical-align: baseline; color: rgb(68, 68, 68); "></p><span class="Apple-style-span" >• VIVAnews</span></span>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2712484401921087177.post-27872317893567983002011-01-02T18:21:00.000+07:002011-01-02T18:23:21.676+07:00Jantung Fuel Cell dari Thamrin<span class="Apple-style-span" style="color: rgb(68, 68, 68); font-family: Verdana, Tahoma, Arial, 'Trebuchet MS'; font-size: 12px; line-height: 20px; "><p style="margin-top: 15px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; font-style: inherit; font-size: 12px; font-family: inherit; vertical-align: baseline; ">Jarum pendek di jam dinding belum lagi menyentuh angka tiga. Namun kesibukan di pojok lantai 22 Gedung II BPPT Jakarta, sore itu, cukup menyita perhatian.</p><p style="margin-top: 15px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; font-style: inherit; font-size: 12px; font-family: inherit; vertical-align: baseline; ">Kurir dari sebuah restoran mengantarkan puluhan kotak hidangan. Dari balik salah satu kubikal tak begitu besar, seorang perempuan berjilbab sigap menerima pesanan itu.</p><p style="margin-top: 15px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; font-style: inherit; font-size: 12px; font-family: inherit; vertical-align: baseline; ">Dia adalah Dr Eng Eniya Listiani Dewi, peneliti madya pada Pusat Teknologi Material, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT). Perempuan itu akrab disapa Dewi. Pada pukul 16.00 WIB hari itu, dia harus membawa kotak-kotak tadi ke bus kantor, yang akan mengantarnya pulang ke Bogor. </p><p style="margin-top: 15px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; font-style: inherit; font-size: 12px; font-family: inherit; vertical-align: baseline; ">“Makanan ini saya pesan untuk teman-teman satu bus. Mereka meminta saya mentraktir,” ujar Dewi kepada<em style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; font-style: italic; font-size: 12px; font-family: inherit; vertical-align: baseline; "> VIVAnews</em>, saat ditemui di kantornya Rabu, 22 Desember 2010. </p><p style="margin-top: 15px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; font-style: inherit; font-size: 12px; font-family: inherit; vertical-align: baseline; ">Dewi merayakan keberhasilannya meraih penghargaan Habibie Award 2010, pada akhir November lalu. Dewi, 36 tahun, adalah ilmuwan termuda penerima penghargaan yang diadakan pertama kali sejak 1999 itu.</p><p style="margin-top: 15px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; font-style: inherit; font-size: 12px; font-family: inherit; vertical-align: baseline; ">Penghargaan tadi diterima atas konsistensinya mengembangkan fuel cell, sumber listrik alternatif bersih dan ramah lingkungan. “Fuel cell pilihan sangat tepat, saat <em style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; font-style: italic; font-size: 12px; font-family: inherit; vertical-align: baseline; ">concern</em> kita saat ini mengurangi efek pemanasan global,” kata Dewi.</p><p style="margin-top: 15px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; font-style: inherit; font-size: 12px; font-family: inherit; vertical-align: baseline; "> </p><p style="margin-top: 15px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; font-style: inherit; font-size: 12px; font-family: inherit; vertical-align: baseline; "> ***</p><p style="margin-top: 15px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; font-style: inherit; font-size: 12px; font-family: inherit; vertical-align: baseline; "> </p><p style="margin-top: 15px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; font-style: inherit; font-size: 12px; font-family: inherit; vertical-align: baseline; ">Fuel cell adalah sel elektrokimia semacam baterai atau aki, yang dapat mengkonversi sumber bahan bakar (bisa berupa hidrogen atau hidrokarbon) menjadi listrik arus searah (DC). Fuel cell bisa digunakan menyuplai listrik rumah tangga, mobil, motor, dan lain sebagainya. </p><p style="margin-top: 15px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; font-style: inherit; font-size: 12px; font-family: inherit; vertical-align: baseline; ">Tak seperti pembangkit listrik lain yang berisik, dan menyebabkan emisi karbon, fuel cell sama sekali tak bersuara, dan limbahnya pun hanya air murni. Bila baterai dan aki hanya menyimpan listrik dan bisa kehabisan energi, fuel cell bisa terus bekerja, selama aliran bahan bakar dan oksidannya bisa terus dijaga.</p><p style="margin-top: 15px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; font-style: inherit; font-size: 12px; font-family: inherit; vertical-align: baseline; ">Biasanya sebuah fuel cell terdiri dari katalisator, elektroda, dan membran elektrolit sebagai jantung dari fuel cell. Oleh katalisator platina, bahan bakar hidrogen akan dipisahkan menjadi ion bermuatan positif, dan elektron bermuatan negatif. </p><p style="margin-top: 15px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; font-style: inherit; font-size: 12px; font-family: inherit; vertical-align: baseline; ">Kemudian, di anoda, ion positif akan dialirkan oleh membran elektrolit, menuju katoda. Namun, membran akan menahan elektron tetap berada di anoda. Elektron itu, nantinya akan dialirkan menyalakan berbagai jenis beban listrik</p><p style="margin-top: 15px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; font-style: inherit; font-size: 12px; font-family: inherit; vertical-align: baseline; "> </p><p style="margin-top: 15px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; font-style: inherit; font-size: 12px; font-family: inherit; vertical-align: baseline; "> ***</p><p style="margin-top: 15px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; font-style: inherit; font-size: 12px; font-family: inherit; vertical-align: baseline; "> </p><p style="margin-top: 15px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; font-style: inherit; font-size: 12px; font-family: inherit; vertical-align: baseline; "><img id="102415" title="Eniya Listiani Dewi sedang menyusun fuel cell " src="http://media.vivanews.com/images/2010/12/31/102415_eniya-listiani-dewi-sedang-menyusun-fuel-cell.jpg" alt="Eniya Listiani Dewi sedang menyusun fuel cell " width="320" height="240" style="margin-top: 10px; margin-right: 10px; margin-bottom: 10px; margin-left: 10px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; border-top-width: 1px; border-right-width: 1px; border-bottom-width: 1px; border-left-width: 1px; border-style: initial; border-color: initial; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; font-style: inherit; font-size: 9px; font-family: inherit; vertical-align: baseline; border-style: initial; border-color: initial; background-color: rgb(238, 238, 238); float: left; color: rgb(102, 102, 102); line-height: normal; overflow-x: hidden; overflow-y: hidden; border-top-style: solid; border-right-style: solid; border-bottom-style: solid; border-left-style: solid; border-top-color: black; border-right-color: black; border-bottom-color: black; border-left-color: black; " />Menempuh studi S1 hingga S3 di Waseda University Tokyo Jepang, Dewi memilih bidang Kimia Terapan, dan mendalami studi tentang polimer dan katalis untuk fuel cell. Penemuannya terhadap katalis fuel cell baru yang menggunakan unsur Vanadium, membuatnya mendapat penghargaan <em style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; font-style: italic; font-size: 12px; font-family: inherit; vertical-align: baseline; ">Mizuno Award</em>, dan<em style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; font-style: italic; font-size: 12px; font-family: inherit; vertical-align: baseline; ">Koukenkai Award</em> dari universitasnya, pada 2003.</p><p style="margin-top: 15px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; font-style: inherit; font-size: 12px; font-family: inherit; vertical-align: baseline; ">Katalis yang selama ini digunakan, katalis platina, biasanya membutuhkan dua kali tahapan untuk menghasilkan listrik, juga melalui proses sangat kompleks. Sementara, dengan katalis Vanadium, proses pembangkitan listrik menjadi lebih simpel (hanya melalui satu tahap), dengan kuantitas elektron tertransfer yang lebih banyak. </p><p style="margin-top: 15px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; font-style: inherit; font-size: 12px; font-family: inherit; vertical-align: baseline; ">Setelah menggondol gelar Doctor of Engineering dari Waseda University, Dewi pulang ke Indonesia. Dia lalu bergabung dengan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT). Pertama kali datang, Dewi sempat syok menghadapi kultur kerja yang begitu lamban. “Di sini banyak yang leha-leha. Itu bikin stress.” Padahal, ia biasa kerja cepat, terencana dengan target.</p><p style="margin-top: 15px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; font-style: inherit; font-size: 12px; font-family: inherit; vertical-align: baseline; ">Dengan fasilitas seadanya, ia mengemban tanggung jawab melakukan riset pengembangan material polimer untuk aplikasi fuel cell. Ketiadaan lab mengharuskan Dewi melakukan berbagai percobaan kimia untuk menghasilkan polimer di meja kecil di belakang tempat duduknya. </p><p style="margin-top: 15px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; font-style: inherit; font-size: 12px; font-family: inherit; vertical-align: baseline; ">Reaksi-reaksi kimia dalam percobaan Dewi, kerap menghasilkan bau menyengat ke seluruh ruangan sehingga mengganggu para peneliti dari kubikal kerja lain. “Huuu bauuu… bauuu…,” begitu biasanya Dewi disoraki. Akhirnya Dewi menuntut fasilitas lab kepada Deputi Bidang Teknologi Informasi, Energi, dan Material, Marzan Iskandar (sekarangi Kepala BPPT).</p><p style="margin-top: 15px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; font-style: inherit; font-size: 12px; font-family: inherit; vertical-align: baseline; ">Oleh bosnya, Dewi diberi ruangan lab di kompleks Puspiptek Serpong. Dari lab itulah Dewi kelak menelurkan karya lainnya, yang meraih beragam penghargaan. Dewi ditargetkan untuk bisa menggantikan berbagai komponen Fuel Cell yang selama ini musti diimpor. </p><p style="margin-top: 15px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; font-style: inherit; font-size: 12px; font-family: inherit; vertical-align: baseline; ">Saat itu, kasing logam dan grafit separator sudah ada, tapi membran, katalis, dan elektroda (anoda dan katoda) semuanya masih diimpor. Tentu harganya pun sangat mahal. Akhirnya, Dewi berhasil membuat prototipe fuel cell dengan membran elektrolit polimer tunggal, yang semua komponennya didapat dari dalam negeri. “Kami memanfaatkan industri lokal untuk menyediakan bahan bakunya.”</p><p style="margin-top: 15px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; font-style: inherit; font-size: 12px; font-family: inherit; vertical-align: baseline; ">Berkat kerja kerasnya ini, wanita kelahiran Magelang, 14 Juni 1974, itu mendapat penghargaan Adikara Rekayasa Engineering PII-Engineering Award pada 2006. Di tahun sama, prototipe itu lalu juga mendapat penghargaan ‘ASEAN Outstanding Engineering Achievement Award’ dari Asia Federation Engineering Organization (AFEO).</p><p style="margin-top: 15px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; font-style: inherit; font-size: 12px; font-family: inherit; vertical-align: baseline; "><img id="102402" title="Generator hidrogen & prototipe motor listrik fuel cell buatan Dewi & timnya." src="http://media.vivanews.com/images/2010/12/31/102402_uji-coba-fuel-cell-eniya-listiani-dewi.jpg" alt="Generator hidrogen & prototipe motor listrik fuel cell buatan Dewi & timnya." width="550" height="413" style="margin-top: 10px; margin-right: 10px; margin-bottom: 10px; margin-left: 10px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; font-style: inherit; font-size: 9px; font-family: inherit; vertical-align: baseline; border-style: initial; border-color: initial; background-color: rgb(238, 238, 238); float: left; color: rgb(102, 102, 102); line-height: normal; overflow-x: hidden; overflow-y: hidden; " /></p><p style="margin-top: 15px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; font-style: inherit; font-size: 12px; font-family: inherit; vertical-align: baseline; ">Dewi juga sempat membuat prototipe motor listrik fuel cell, bahkan membuat reaktor pembuat gas hidrogen (bahan bakar fuel cell), yang dihasilkan dari berbagai bahan baku yang mudah dijumpai di sini, seperti kelapa sawit, atau singkong. Reaktor ini lalu juga meraih penghargaan Ristek-Medco Energy Award 2008, dari Kementrian Riset dan teknologi.</p><p style="margin-top: 15px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; font-style: inherit; font-size: 12px; font-family: inherit; vertical-align: baseline; "> </p><p style="margin-top: 15px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; font-style: inherit; font-size: 12px; font-family: inherit; vertical-align: baseline; "> ***</p><p style="margin-top: 15px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; font-style: inherit; font-size: 12px; font-family: inherit; vertical-align: baseline; "> </p><p style="margin-top: 15px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; font-style: inherit; font-size: 12px; font-family: inherit; vertical-align: baseline; ">Yang paling mutakhir adalah hasil penelitian Dewi yang melahirkan sebuah produk membran polimer untuk fuel cell yang lebih efisien dari membran yang tersedia di pasaran. Produk membran itu dia namakan ThamriON. Produk itu punya efisiensi lebih baik, karena mampu mengurangi kebocoran hingga 50 persen. </p><p style="margin-top: 15px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; font-style: inherit; font-size: 12px; font-family: inherit; vertical-align: baseline; ">Sementara dari sisi harga, Thamrion jauh lebih bersaing. Bila membran Nafion besutan perusahaan kimia ketiga terbesar dunia, DuPont, dijual sekitar US$ 1000 atau sekitar Rp 9 juta per meter persegi, ThamriOn hanya dibanderol Rp 2000 per meter persegi. Nama ThamriON sendiri merupakan gabungan dari kata ‘Thamrin’ dan ‘Ion’, dipilih untuk mengabadikan alamat kantor Dewi, Gedung BPPT yang terletak di Jl MH Thamrin Jakarta Pusat.</p><p style="margin-top: 15px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; font-style: inherit; font-size: 12px; font-family: inherit; vertical-align: baseline; "><img id="102416" title="Membran polimer fuel cell ThamriON" src="http://media.vivanews.com/images/2010/12/31/102416_membran-polimer-fuel-cell-thamrion.jpg" alt="Membran polimer fuel cell ThamriON" width="550" height="413" style="margin-top: 10px; margin-right: 10px; margin-bottom: 10px; margin-left: 10px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; font-style: inherit; font-size: 9px; font-family: inherit; vertical-align: baseline; border-style: initial; border-color: initial; background-color: rgb(238, 238, 238); float: left; color: rgb(102, 102, 102); line-height: normal; overflow-x: hidden; overflow-y: hidden; " /></p><p style="margin-top: 15px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; font-style: inherit; font-size: 12px; font-family: inherit; vertical-align: baseline; ">Membran itu mulai dikembangkan sejak 2006, dapat dibuat dari plastik <em style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; font-style: italic; font-size: 12px; font-family: inherit; vertical-align: baseline; ">Acrylonitrile Butadiene Styrene</em> yang bersifat isolator. Polimer itu kemudian disulfunasi dengan asam sulfat, sehingga bisa disulap menjadi bahan konduktor. Dengan menambahkan bahan tadi dengan nanopartikel, ThamriON dapat menjadi membran fuel cell yang sangat efisien.</p><p style="margin-top: 15px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; font-style: inherit; font-size: 12px; font-family: inherit; vertical-align: baseline; ">Belakangan, metode penambahan nanopartikel itu berhasil meraih penghargaan <em style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; font-style: italic; font-size: 12px; font-family: inherit; vertical-align: baseline; ">Asia Excellence Award </em>dari The Society of Polymer Science Japan (SPSJ) pada 2009. Tahun berikutnya, ThamriON dipatenkan, dan berhasil menyabet penghargaan Inovasi HKI 2010 Award dari Direktorat Jendral HKI.</p><p style="margin-top: 15px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; font-style: inherit; font-size: 12px; font-family: inherit; vertical-align: baseline; ">Seiring berbagai penghargaan diraihnya, perhatian BPPT terhadap pengembangan fuel cell dan bahan bakar hidrogen pun makin besar. </p><p style="margin-top: 15px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; font-style: inherit; font-size: 12px; font-family: inherit; vertical-align: baseline; ">Bila di tahun-tahun pertama, proyek riset dan pengembangan fuel cell masih berskala kecil, jumlah tim dan bujet dana terbatas, anggaran riset berikutnya bisa sepuluh kali lipat lebih besar. Para peneliti yang disertakan kian banyak, dan lintas bidang.</p><p style="margin-top: 15px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; font-style: inherit; font-size: 12px; font-family: inherit; vertical-align: baseline; ">“Fuel cell memang kajian yang membutuhkan keahlian dari beragam latar belakang,” kata istri dari Wahyu Widada itu. Dari sisi manufaktur, diperlukan keahlian di bidang teknik mesin. Dari sisi kontrol dibutuhkan keahlian di bidang teknik elektro, sementara proses kimianya sendiri membutuhkan keahlian di bidang teknik kimia. </p><p style="margin-top: 15px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; font-style: inherit; font-size: 12px; font-family: inherit; vertical-align: baseline; ">Sekarang, BPPT telah bersiap meningkatkan penelitian fuel cell dari skala kebutuhan energi rumah tangga ke fuel cell yang mampu beroperasi di suhu tinggi dengan skala yang lebih besar.</p><p style="margin-top: 15px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; font-style: inherit; font-size: 12px; font-family: inherit; vertical-align: baseline; "> </p><p style="margin-top: 15px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; font-style: inherit; font-size: 12px; font-family: inherit; vertical-align: baseline; "> ***</p><p style="margin-top: 15px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; font-style: inherit; font-size: 12px; font-family: inherit; vertical-align: baseline; "> </p><p style="margin-top: 15px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; font-style: inherit; font-size: 12px; font-family: inherit; vertical-align: baseline; ">Sebelum mengenal fuel cell, Dewi memang punya kepedulian besar kepada lingkungan. Saat pelajaran mengarang di SMA, secara tak sadar, tema-tema yang dipilihnya berkaitan dengan lingkungan. </p><p style="margin-top: 15px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; font-style: inherit; font-size: 12px; font-family: inherit; vertical-align: baseline; ">“Misalnya saja tema-tema bagaimana menjaga lingkungan atau mengatasi masalah sampah,” kenang ibu dari Ibrahim Muhammad, Nashita Saaliha, dan Nashira Saaliha itu. Selain itu Dewi juga menyukai kegiatan-kegiatan seperti daur ulang atau pembuatan kompos dari sampah.</p><p style="margin-top: 15px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; font-style: inherit; font-size: 12px; font-family: inherit; vertical-align: baseline; ">Saat melanjutkan studi S3 di Jepang, Dewi mendapatkan fellowship sebagai <em style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; font-style: italic; font-size: 12px; font-family: inherit; vertical-align: baseline; ">Special Researcher of Young Scientist for the Promotion of Science dari Japan Science Technology</em>. Di sana ia mendapatkan bimbingan dari seorang profesor yang kemudian makin membuatnya tertarik dengan fuel cell.</p><p style="margin-top: 15px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; font-style: inherit; font-size: 12px; font-family: inherit; vertical-align: baseline; ">Dewi menyimpan harapan, suatu saat generator fuel cell bisa masuk ke rumah-rumah. Seperti halnya di Fukuoka Jepang. Di sana, listrik ribuan rumah telah disuplai oleh fuel cell. Bila aliran listrik dari perusahaan listrik di sana hanya memiliki efisiensi 30 persen, fuel cell bisa menyuplai listrik dengan efisiensi mencapai 80 persen. </p><p style="margin-top: 15px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; font-style: inherit; font-size: 12px; font-family: inherit; vertical-align: baseline; ">Tak hanya itu, pemerintahan mereka juga memfasilitasi warganya yang ingin memanfaatkan fuel cell. Bagi yang ingin membeli generator fuel cell buatan Toshiba yang dijual seharga Rp 160 juta bisa diperoleh dengan subsidi sebesar 50 persen dari pemerintah Jepang. “Di luar negeri, mereka yang menggunakan fuel cell dipandang sebagai orang-orang berstatus sosial bergengsi,” kata Dewi.</p><p style="margin-top: 15px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; font-style: inherit; font-size: 12px; font-family: inherit; vertical-align: baseline; ">Wajar bila kemudian ia berkeinginan menyampaikan teknologi ramah lingkungan ini ke banyak orang. Untuk itu, Dewi menciptakan sebuah kit mainan yang bisa mendemonstrasikan cara kerja fuel cell. Tentunya, semua dia lakukan untuk mewariskan bumi yang lebih baik bagi generasi mendatang.(np)</p><div style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; font-style: inherit; font-size: 12px; font-family: inherit; vertical-align: baseline; background-color: transparent; "><br /></div><p style="margin-top: 15px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; font-style: inherit; font-size: 12px; font-family: inherit; vertical-align: baseline; "></p>• VIVAnews</span>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2712484401921087177.post-84942104489373305552011-01-02T18:18:00.000+07:002011-01-02T18:20:59.120+07:00Obsesi Star Trek dan Janji Johny<span class="Apple-style-span" style="color: rgb(68, 68, 68); font-family: Verdana, Tahoma, Arial, 'Trebuchet MS'; font-size: 12px; line-height: 20px; "><p style="margin-top: 15px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; font-style: inherit; font-size: 12px; font-family: inherit; vertical-align: baseline; "><strong style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; font-style: inherit; font-size: 12px; font-family: inherit; vertical-align: baseline; "> </strong>Jakarta - Heidelberg - Chile, adalah jalur penting bagi Johny Setiawan. Tiga titik lokasi yang masing-masing berjarak sekitar 11.000 km dan membujur dari ujung tenggara Asia, Eropa, hingga ke selatan Amerika itu, seakan membentuk segitiga sama kaki imajiner yang mengabadikan perjalanan hidupnya.</p><p style="margin-top: 15px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; font-style: inherit; font-size: 12px; font-family: inherit; vertical-align: baseline; ">Johny, 36 tahun, besar di Bintaro Jakarta Selatan. Sejak 2003 menjadi peneliti di Max-Planck Institute for Astronomy di Heidelberg, Baden-Württemberg, Jerman. Profesinya sebagai astronom menuntutnya untuk sering melakukan kegiatan pengamatan dari ketinggian 2400 m di tengah gurun terpencil bersuhu ekstrim, di Observatorium La Silla Chile, yang merupakan salah satu observatorium terbesar dunia di belahan bumi bagian selatan.</p><p style="margin-top: 15px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; font-style: inherit; font-size: 12px; font-family: inherit; vertical-align: baseline; ">Namun, kiprah Johny di negeri orang membuatnya kini begitu kondang di kancah astronomi internasional. Bila Anda ketik nama 'Johny Setiawan' di mesin telusur internet, indeks hasil pencarian akan memunculkan nama Johny di berbagai artikel media besar, mulai dari<em style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; font-style: italic; font-size: 12px; font-family: inherit; vertical-align: baseline; ">Time</em>, <em style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; font-style: italic; font-size: 12px; font-family: inherit; vertical-align: baseline; ">New York Times</em>, <em style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; font-style: italic; font-size: 12px; font-family: inherit; vertical-align: baseline; ">BBC</em>, <em style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; font-style: italic; font-size: 12px; font-family: inherit; vertical-align: baseline; ">National Geographic</em>, atau<em style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; font-style: italic; font-size: 12px; font-family: inherit; vertical-align: baseline; "> Space.com</em>.</p><p style="margin-top: 15px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; font-style: inherit; font-size: 12px; font-family: inherit; vertical-align: baseline; ">Sebagai seorang ilmuwan, penemuan Johny juga telah dipublikasikan di berbagai jurnal bergengsi. Sebut saja <em style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; font-style: italic; font-size: 12px; font-family: inherit; vertical-align: baseline; ">Science</em>, <em style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; font-style: italic; font-size: 12px; font-family: inherit; vertical-align: baseline; ">Nature</em>, maupun<em style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; font-style: italic; font-size: 12px; font-family: inherit; vertical-align: baseline; ">Astronomy and Astrophysics</em>. Ia adalah astronom Indonesia yang telah banyak menemukan planet berasal dari luar sistem tata surya kita (exoplanet), mulai dari planet bernama HD 47536 b, HD 11977 b, HD 47536 c, HD 70573 b, HD 110014 b, hingga TW Hydrae b.</p><p style="margin-top: 15px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; font-style: inherit; font-size: 12px; font-family: inherit; vertical-align: baseline; "><strong style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; font-style: inherit; font-size: 12px; font-family: inherit; vertical-align: baseline; ">Di luar Bimasakti</strong></p><p style="margin-top: 15px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; font-style: inherit; font-size: 12px; font-family: inherit; vertical-align: baseline; ">Belakangan, November lalu, Johny dan tim yang ia pimpin, mempublikasikan hasil temuan planet yang tak hanya berasal dari luar sistem tata surya, tapi bahkan diperkirakan berasal dari luar galaksi Bima Sakti.</p><p style="margin-top: 15px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; font-style: inherit; font-size: 12px; font-family: inherit; vertical-align: baseline; ">Planet itu diberi nama HIP 13044 b. Diperkirakan, itu adalah planet yang masih tersisa dari fosil galaksi lain yang telah punah, yakni fosil galaksi Helmi Stream, yang tersedot ke galaksi Bima Sakti antara 6-9 miliar tahun lalu, dan berada di sebelah selatan konstelasi Fornax.</p><p style="margin-top: 15px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; font-style: inherit; font-size: 12px; font-family: inherit; vertical-align: baseline; ">Johny dan timnya berhasil menemukan planet ini menggunakan spektografi beresolusi tinggi FEROS, pada teleskop MPG/ ESO yang bergaris tengah 2.2 m di observatorium La Silla Chile. Dengan mengamati pergerakan radial bintang HIP 13044, diperkirakan planet HIP 13044 b mengitari bintang induknya itu dengan periode orbit 16,2 hari.</p><p style="margin-top: 15px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; font-style: inherit; font-size: 12px; font-family: inherit; vertical-align: baseline; ">Planet yang jaraknya 2000 tahun cahaya dari bumi itu, masih bertahan hidup, di saat bintang induknya memasuki fase penuaan, atau dikenal dengan fase 'bintang raksasa merah'.</p><p style="margin-top: 15px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; font-style: inherit; font-size: 12px; font-family: inherit; vertical-align: baseline; ">Fase ini ditandai dengan pendinginan bintang, dan mekarnya ukuran bintang itu menjadi ratusan kali lipat dari radius matahari. Oleh karenanya, bintang tua itu akan menarik, dan membakar planet-planet yang berada di sekelilingnya.</p><p style="margin-top: 15px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; font-style: inherit; font-size: 12px; font-family: inherit; vertical-align: baseline; ">Planet temuan Johny sendiri diperkirakan tak akan bisa terus bertahan hidup. Kini, planet yang punya massa 1,25 kali massa Jupiter itu, memiliki jarak dengan bintang induknya, yang hanya 12 persen dari jarak bumi dan matahari. Johny memperkirakan pada tahap berikutnya, bintang HIP 13044 akan kembali mekar, dan kemungkinan juga akan menelan planet HIP 13044 b.</p><p style="margin-top: 15px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; font-style: inherit; font-size: 12px; font-family: inherit; vertical-align: baseline; ">Galaksi Bima Sakti dan Matahari, dalam perhitungan Johny, juga akan mengalami fase sama sekitar 5 miliar tahun mendatang. Saat itulah, planet-planet dalam seperti Merkurius, Venus, termasuk Bumi, akan dilalap oleh matahari. Sementara Jupiter, Saturnus, dan planet-planet luar lain juga akan terus bergerak mendekat Matahari.</p><p style="margin-top: 15px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; font-style: inherit; font-size: 12px; font-family: inherit; vertical-align: baseline; ">Hal lain yang cukup mengejutkan dari hasil riset tim selama enam bulan itu, bintang induk HIP 13044, yang diperkirakan mengandung hidrogen, dan helium, serta miskin kandungan logam, ternyata bisa memiliki planet. Padahal, teori formasi planet mensyaratkan adanya kandungan logam dan elemen berat yang cukup untuk bisa menarik gas untuk bisa tumbuh berkembang.</p><p style="margin-top: 15px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; font-style: inherit; font-size: 12px; font-family: inherit; vertical-align: baseline; ">"Nampaknya ada beberapa hal yang perlu diubah dalam teori proses formasi planet. Penemuan ini jelas menguji 'kemantapan' pendapat bahwa bintang berkandungan logam rendah tak dapat punya planet," ujar Johny kepada<em style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; font-style: italic; font-size: 12px; font-family: inherit; vertical-align: baseline; "> VIVAnews</em> melalui surat elektroniknya. Oleh karenanya, Johny sendiri kaget dengan hasil temuan timnya.</p><p style="margin-top: 15px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; font-style: inherit; font-size: 12px; font-family: inherit; vertical-align: baseline; ">Setidaknya bukan cuma Johny yang terkejut dengan penemuan ini. Alan Boss, seorang pakar pembentukan planet dari <em style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; font-style: italic; font-size: 12px; font-family: inherit; vertical-align: baseline; ">Carnegie Institution for Science </em>di Washington D.C., mengatakan bahwa penemuan ini adalah sebuah 'kabar besar', karena ini merupakan sebuah anomali.</p><p style="margin-top: 15px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; font-style: inherit; font-size: 12px; font-family: inherit; vertical-align: baseline; ">"Planet ini ... sepertinya tak terbentuk melalui mekanisme konvensional yaitu melalui inti masif batuan dan es yang lalu menarik gas-gas untuk membentuk sebuah planet," kata Boss, yang tak terlibat penelitian ini, kepada <em style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; font-style: italic; font-size: 12px; font-family: inherit; vertical-align: baseline; ">National Geographic</em>.</p><p style="margin-top: 15px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; font-style: inherit; font-size: 12px; font-family: inherit; vertical-align: baseline; "><strong style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; font-style: inherit; font-size: 12px; font-family: inherit; vertical-align: baseline; ">Star Trek</strong></p><p style="margin-top: 15px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; font-style: inherit; font-size: 12px; font-family: inherit; vertical-align: baseline; ">Jika Anda berjumpa Johny, mungkin Anda tak akan mengira bahwa dia seorang astronom. Postur tubuhnya atletis. Dia memang gemar <em style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; font-style: italic; font-size: 12px; font-family: inherit; vertical-align: baseline; ">body building</em>. Potongan rambutnya cepak. Tak tampak gaya seorang peneliti pada dirinya, apalagi pengamat luar angkasa profesional.</p><p style="margin-top: 15px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; font-style: inherit; font-size: 12px; font-family: inherit; vertical-align: baseline; "><img id="102391" title="Astronom RI Johny Setiawan di Observatorium La Silla Chile" src="http://media.vivanews.com/images/2010/12/31/102391_astronom-ri--johny-setiawan.jpg" alt="Astronom RI Johny Setiawan di Observatorium La Silla Chile" width="550" height="413" style="margin-top: 10px; margin-right: 10px; margin-bottom: 10px; margin-left: 10px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; font-style: inherit; font-size: 9px; font-family: inherit; vertical-align: baseline; border-style: initial; border-color: initial; background-color: rgb(238, 238, 238); float: left; color: rgb(102, 102, 102); line-height: normal; overflow-x: hidden; overflow-y: hidden; " /></p><p style="margin-top: 15px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; font-style: inherit; font-size: 12px; font-family: inherit; vertical-align: baseline; ">Tapi, Johny sudah lama bercita-cita jadi astronom. Sejak kecil, ayahnya sering mengajaknya melihat bintang di angkasa. Pada usia empat tahun, Johny terkesan dengan film fiksi ilmiah besutan Gene Roddenbery, <em style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; font-style: italic; font-size: 12px; font-family: inherit; vertical-align: baseline; ">Star Trek</em>, yang menggambarkan eksplorasi manusia ke luar angkasa.</p><p style="margin-top: 15px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; font-style: inherit; font-size: 12px; font-family: inherit; vertical-align: baseline; ">Obsesi Johny membawanya mengambil studi S1 di jurusan Fisika di University of Freiburg Jerman, kemudian S2 dan S3 di University of Freiburg dan Kiepenheuer Institute for Solar Physycs. Ia berhasil menyabet gelar Doktor dengan predikat <em style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; font-style: italic; font-size: 12px; font-family: inherit; vertical-align: baseline; ">Magna Cum Laude</em>, sekaligus melempangkan jalannya bergabung dengan Max-Planck Institute for Astronomy di Heidelberg.</p><p style="margin-top: 15px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; font-style: inherit; font-size: 12px; font-family: inherit; vertical-align: baseline; ">Walau terkesan lancar dalam meniti karirnya, namun pekerjaannya bukan tanpa hambatan. Selama lebih dari 18 tahun, banyak suka duka yang mewarnai kegiatan kuliah dan bekerja di Jerman.</p><p style="margin-top: 15px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; font-style: inherit; font-size: 12px; font-family: inherit; vertical-align: baseline; ">Yang terberat bagi Johny adalah saat ia musti tinggal berminggu-minggu di observatorium La Silla Chile di lingkungan gurun Atacama yang merupakan salah satu gurun paling kering di dunia. "Aktivitas itu membutuhkan stamina tinggi, apalagi di musim dingin," Johny menjelaskan.</p><p style="margin-top: 15px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; font-style: inherit; font-size: 12px; font-family: inherit; vertical-align: baseline; ">Setidaknya, tuntutan pekerjaannya membuat Johny mampu berkomunikasi dalam lima bahasa: Inggris, Jerman, Spanyol, Perancis, dan tentu saja Indonesia. Bakat melukis Johny pun tersalurkan.</p><p style="margin-top: 15px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; font-style: inherit; font-size: 12px; font-family: inherit; vertical-align: baseline; ">Johny yang belajar melukis secara otodidak, mengabadikan planet-planet yang ia temukan ke dalam lukisannya. Karya-karya lukisan Johny sempat dimuat di New York Times dan National Geographic. Johny juga mendalami videografi sambil mendokumentasikan perjalanan serta aktivitas kerjanya.</p><p style="margin-top: 15px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; font-style: inherit; font-size: 12px; font-family: inherit; vertical-align: baseline; "><strong style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; font-style: inherit; font-size: 12px; font-family: inherit; vertical-align: baseline; ">Planet serupa bumi</strong></p><p style="margin-top: 15px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; font-style: inherit; font-size: 12px; font-family: inherit; vertical-align: baseline; ">Di luar itu, beragam penemuan Johny, ternyata didasari oleh satu keyakinan bahwa ada<em style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; font-style: italic; font-size: 12px; font-family: inherit; vertical-align: baseline; ">habitable planet</em> (planet yang bisa dihuni manusia) yang serupa dengan bumi. Johny juga membuka kemungkinan adanya kehidupan lain selain manusia di jagad semesta ini.</p><p style="margin-top: 15px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; font-style: inherit; font-size: 12px; font-family: inherit; vertical-align: baseline; ">"Saya sangat yakin dengan keberadaan planet-planet <em style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; font-style: italic; font-size: 12px; font-family: inherit; vertical-align: baseline; ">habitable</em> serupa bumi karena memang secara statistik, mereka mudah terbentuk dan seharusnya jumlahnya banyak," kata Johny. Tinggal seberapa cepat manusia bisa meningkatkan teknologi untuk menemukan planet-planet tersebut.</p><p style="margin-top: 15px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; font-style: inherit; font-size: 12px; font-family: inherit; vertical-align: baseline; "><img id="102414" title="Lukisan Johny Setiawan yang menggambarkan eksoplanet dan bintang induknya" src="http://media.vivanews.com/images/2010/12/31/102414_lukisan-johny-setiawan-yang-menggambarkan-eksoplanet-dan-bintang-induknya.jpg" alt="Lukisan Johny Setiawan yang menggambarkan eksoplanet dan bintang induknya" width="550" height="413" style="margin-top: 10px; margin-right: 10px; margin-bottom: 10px; margin-left: 10px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; font-style: inherit; font-size: 9px; font-family: inherit; vertical-align: baseline; border-style: initial; border-color: initial; background-color: rgb(238, 238, 238); float: left; color: rgb(102, 102, 102); line-height: normal; overflow-x: hidden; overflow-y: hidden; " /></p><p style="margin-top: 15px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; font-style: inherit; font-size: 12px; font-family: inherit; vertical-align: baseline; ">Kendati masih memicu perdebatan, beberapa waktu lalu para peneliti berhasil menemukan planet serupa bumi yang dinamakan Zarmina. Dalam waktu kurang dari 20 tahun, kata Johny, ia yakin manusia akan mengetahui lebih banyak lagi keberadaan planet serupa bumi.</p><p style="margin-top: 15px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; font-style: inherit; font-size: 12px; font-family: inherit; vertical-align: baseline; ">Dengan segenap pencapaian, dia merasa telah memenuhi obsesi pribadinya sebagai seorang astronom. Tapi, seperti halnya spirit eksplorasi pesawat Enterprise pada film Star Trek, Johny berjanji masih akan terus menyiapkan serangkaian penelitian berikutnya.</p><p style="margin-top: 15px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; font-style: inherit; font-size: 12px; font-family: inherit; vertical-align: baseline; ">Antara lain studi tentang sistem bintang ganda atau majemuk. Atau kelanjutan dari riset terakhir: mempelajari apakah planet bisa terus bertahan hingga proses evolusi bintang induknya yang memasuki pada tahap akhir.</p><p style="margin-top: 15px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; font-style: inherit; font-size: 12px; font-family: inherit; vertical-align: baseline; ">"Kami ingin mengetahui apakah saat bintang berubah menjadi bintang kerdil putih (white dwarf), planet-planet yang mengelilinginya masih bisa bertahan atau tidak. Atau, jika sudah punah, apakah ternyata bisa terbentuk kembali atau tidak," kata Johny.</p><p style="margin-top: 15px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; font-style: inherit; font-size: 12px; font-family: inherit; vertical-align: baseline; ">Meski belum berniat pulang ke Indonesia dalam waktu dekat, Johny ingin menulis buku astronomi untuk anak-anak sekolah. Dia ingin berkontribusi bagi perkembangan astronomi Indonesia. "Saya ingin sekali membuat observatorium di Indonesia," kata Johny. (np)</p><div style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; font-style: inherit; font-size: 12px; font-family: inherit; vertical-align: baseline; background-color: transparent; "><br /></div><p style="margin-top: 15px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; font-style: inherit; font-size: 12px; font-family: inherit; vertical-align: baseline; "> </p>• VIVAnews</span>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2712484401921087177.post-38096125853463139712011-01-02T18:15:00.001+07:002011-01-06T10:24:23.743+07:00Hobi Riset Si Pakar Radar<span class="Apple-style-span" style="color: rgb(68, 68, 68); font-family: Verdana, Tahoma, Arial, 'Trebuchet MS'; font-size: 12px; line-height: 20px; "><p style="margin-top: 15px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; font-style: inherit; font-size: 12px; font-family: inherit; vertical-align: baseline; ">Sudah sekitar 13 tahun sepeda onthel perak itu menemani Dr Josaphat Tetuko Sri Sumantyo beraktivitas di negeri orang.</p><p style="margin-top: 15px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; font-style: inherit; font-size: 12px; font-family: inherit; vertical-align: baseline; ">Di Jepang, bersepeda dan berjalan kaki memang hal biasa. Tak heran, bila saban hari, Pak Josh – begitu panggilan akrab Josaphat, mengantar-jemput anaknya menggunakan sepeda bermerk Drake, itu. Dengan sepeda itu pula, Josh biasa pulang-pergi dari kediamannya ke kampus Chiba University Jepang.</p><p style="margin-top: 15px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; font-style: inherit; font-size: 12px; font-family: inherit; vertical-align: baseline; ">Di kampus itu, Josh dipercaya mengelola<em style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; font-style: italic; font-size: 12px; font-family: inherit; vertical-align: baseline; ">Josaphat Microwave Remote Sensing Laboratory</em>yang merupakan laboratorium pengembangan perangkat dan aplikasi penginderaan jarak jauh microwave terlengkap di Jepang saat ini. Lab itu mendukung segala perancangan sensor microwave (SAR), fabrikasi hingga pengoperasiannya, bahkan pengembangan aplikasi penginderaan jarak jauh.</p><p style="margin-top: 15px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; font-style: inherit; font-size: 12px; font-family: inherit; vertical-align: baseline; ">Josh telah lama mendalami bidang antena, sensor, dan radar. Totalitas dan dedikasinya di bidang ini membuatnya meraih berbagai penghargaan. Mulai dari Nanohana Venture Competition Award, Nanohana Competition Award, hingga Chiba University President Award (kesemuanya diselenggarakan oleh Chiba University).</p><p style="margin-top: 15px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; font-style: inherit; font-size: 12px; font-family: inherit; vertical-align: baseline; "><strong style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; font-style: inherit; font-size: 12px; font-family: inherit; vertical-align: baseline; ">Jago radar</strong></p><p style="margin-top: 15px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; font-style: inherit; font-size: 12px; font-family: inherit; vertical-align: baseline; ">Pada awal Maret 2010 lalu, ia juga menyabet penghargaan <em style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; font-style: italic; font-size: 12px; font-family: inherit; vertical-align: baseline; ">The Society of Instrument and Control Engineers (SICE) Remote Sensing Division Award</em>. Anggota Society of Instrument and Control Engineers (SICE) sendiri adalah lembaga-lembaga besar seperti JAXA (lembaga antariksa Jepang), NICT (Institut Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi Jepang), NIES (Institut Nasional Studi Lingkungan), ISAS (Institut Ilmu Pengetahuan Antariksa dan Astronotikal), universitas-universitas, serta perusahaan-perusahaan besar perlengkapan antariksa Jepang mulai dari Mitsubishi, Toshiba, dan NEC.</p><p style="margin-top: 15px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; font-style: inherit; font-size: 12px; font-family: inherit; vertical-align: baseline; "><img id="102394" title="Josaphat Tetuko Sri Sumantyo dengan antenna mobile satellite communication" src="http://media.vivanews.com/images/2010/12/31/102394_josaphat-tetuko-sri-sumantyo.jpg" alt="Josaphat Tetuko Sri Sumantyo dengan antenna mobile satellite communication" width="550" height="413" style="margin-top: 10px; margin-right: 10px; margin-bottom: 10px; margin-left: 10px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; font-style: inherit; font-size: 9px; font-family: inherit; vertical-align: baseline; border-style: initial; border-color: initial; background-color: rgb(238, 238, 238); float: left; color: rgb(102, 102, 102); line-height: normal; overflow-x: hidden; overflow-y: hidden; " /></p><p style="margin-top: 15px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; font-style: inherit; font-size: 12px; font-family: inherit; vertical-align: baseline; ">Penghargaan ini dianugerahkan atas hasil penelitiannya berjudul '<em style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; font-style: italic; font-size: 12px; font-family: inherit; vertical-align: baseline; ">Long term continuously DInSAR technique for volume change estimation of subsidence</em>'. Dengan memakai metoda baru penginderaan <em style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; font-style: italic; font-size: 12px; font-family: inherit; vertical-align: baseline; ">synthetic aperture radar</em> (SAR), Josh bisa mengukur perubahaan volume permukaan bumi dengan tingkat akurasi hingga millimeter kubik.</p><p style="margin-top: 15px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; font-style: inherit; font-size: 12px; font-family: inherit; vertical-align: baseline; ">“Setiap perubahan di permukaan bumi beberapa millimeter kubik dapat dideteksi secara akurat menggunakan metoda saya dari ruang angkasa,” ujar Josh kepada <em style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; font-style: italic; font-size: 12px; font-family: inherit; vertical-align: baseline; ">VIVAnews</em>melalui surat elektronik. Menggunakan sensor yang disandang satelit milik Jepang: JERS-1 SAR dan ALOS PALSAR, dari ketinggian sekitar 800 km, Josaphat mampu mengetahui adanya penurunan permukaan bumi yang cukup besar di wilayah Bandung dan sekitarnya dari tahun 1993 hingga 2010.</p><p style="margin-top: 15px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; font-style: inherit; font-size: 12px; font-family: inherit; vertical-align: baseline; ">Menurut dia, kota Cimahi mengalami penurunan permukaan tanah sebesar sekitar 19 kali volume stadion Senayan. Sedangkan daerah Dayeuhkolot dan Baleendah Bandung telah kehilangan volume tanah selama kira-kira 3,2 dan 1,1 kali dari volume stadion Senayan.</p><p style="margin-top: 15px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; font-style: inherit; font-size: 12px; font-family: inherit; vertical-align: baseline; ">“Penurunan tanah di daerah Cimahi, Dayeuhkolot, dan Baleendah terjadi karena penyedotan air bawah tanah yang berlebihan akibat semakin tambahnya populasi penduduk dan industri di daerah tersebut,” ia menjelaskan.</p><p style="margin-top: 15px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; font-style: inherit; font-size: 12px; font-family: inherit; vertical-align: baseline; ">Menurutnya, metoda penginderaan itu akan lebih baik hasilnya bila memakai sensor yang sedang ia kembangkan. Karena itu, Josh akan meluncurkan satelit sendiri yang akan membawa sensor besutannya pada 2014 yaitu <em style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; font-style: italic; font-size: 12px; font-family: inherit; vertical-align: baseline; ">circularly polarized synthetic aperture radar microsatellite </em>atau disingkat CP-SAR mSAT .</p><p style="margin-top: 15px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; font-style: inherit; font-size: 12px; font-family: inherit; vertical-align: baseline; ">Rencananya, microsatellite itu akan dipasangi radar kecil dan antenna-antenna berukuran 2 micron meter sebagai sensor observasi bumi, yang bahkan untuk melihatnya pun perlu menggunakan mikroskop. Bila persiapannya lancar, mikrosatelit ini akan menjadi mikrosatelit pertama di dunia yang dipasangi sensor radar.</p><p style="margin-top: 15px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; font-style: inherit; font-size: 12px; font-family: inherit; vertical-align: baseline; ">Secara keseluruhan, Josh telah memiliki seratusan paten yang tersebar di 118 negara di dunia. Karya-karyanya sebagian telah dimanfaatkan oleh pelaku industri di Jepang dan di masa depan, akan diaplikasikan di bidang telekomunikasi, transportasi, penginderaan jarak jauh,kesehatan maupun miiliter.</p><p style="margin-top: 15px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; font-style: inherit; font-size: 12px; font-family: inherit; vertical-align: baseline; ">1200 unit Radar cuaca buatannya akan digunakan oleh perusahaan Jepang Weathernews Corporation untuk mengirimkan informasi prediksi cuaca 3-Dimensi. Informasi ini nantinya juga digunakan untuk navigasi pesawat, kapal (alat transportasi massa) dengan lebih akurat. Ia juga tengah membuatkan radar anti bajak laut bagi kapal-kapal skala besar Jepang, maupun radar-radar untuk mobil yang melewati daerah bersalju.</p><p style="margin-top: 15px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; font-style: inherit; font-size: 12px; font-family: inherit; vertical-align: baseline; ">Sebenarnya masih banyak lagi riset-risetnya yang bermanfaat dan sangat relevan dengan kebutuhan dalam negeri Indonesia. Antara lain risetnya di bidang pemantauan pergerakan lempeng serta pemantauan musibah dan manajemen bencana berbasis penginderaan jarak jauh.</p><p style="margin-top: 15px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; font-style: inherit; font-size: 12px; font-family: inherit; vertical-align: baseline; ">“Riset ini dapat digunakan memonitor pergerakan permukaan bumi dengan akurasi milimeter, memonitor pergeseran permukaan bumi sebelum tanah longsor terjadi, atau pergerakan sesar atau patahan,” kata dia. Sayangnya, bukan Indonesia yang memanfaatkannya, justru negeri jiran yang menikmati hasil penelitian ini.</p><p style="margin-top: 15px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; font-style: inherit; font-size: 12px; font-family: inherit; vertical-align: baseline; ">Riset ini justru menjadi salah satu bantuan teknologi pemerintah Jepang kepada pemerintah Malaysia untuk memetakan daerah-daerah rawan tanah longsor di Semanjung Malaysia yang proyeknya akan dilaksanakan selama tahun 2011-2016, melalui program Official Development Assistance (ODA).</p><p style="margin-top: 15px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; font-style: inherit; font-size: 12px; font-family: inherit; vertical-align: baseline; "><strong style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; font-style: inherit; font-size: 12px; font-family: inherit; vertical-align: baseline; ">Jualan es lilin</strong></p><p style="margin-top: 15px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; font-style: inherit; font-size: 12px; font-family: inherit; vertical-align: baseline; ">Kesuksesan Josaphat tak lepas dari kisah hidupnya di masa lalu. Pada diri Josh bisa mengalir darah pengajar, baik dari ayahnya, maupun ibunya. Ayahnya, Michael Suman Juswaljati adalah instruktur Komando Pasukan Gerak Tjepat (Kopasgat, sekarang Kopaskhas) TNI-AU. Sementara Ibunya, Florentina Srindadi, pernah menjadi guru Taman Kanak-kanak. “Mungkin secara tidak sadar ini yang menyebabkan sayapun kini menjadi staf pengajar di Chiba University,” kata Josh</p><p style="margin-top: 15px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; font-style: inherit; font-size: 12px; font-family: inherit; vertical-align: baseline; ">Lahir pada 25 Juni 1970 di RSAU Lapangan Udara Sulaiman Margahayu Kabupaten Bandung, Josh kemudian dibesarkan di desa kecil Colomadu Kartasura Jawa Tengah, hingga SMP. Ia mulai mengenal radar-radar milik AURI saat ikut ayahnya melatih tentara di sekolah pendidikan yang bersebelahan dengan bagian perbengkelan dan pemeliharaan radar (Benhar), ke pangkalan udara Adisumarmo Solo.</p><p style="margin-top: 15px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; font-style: inherit; font-size: 12px; font-family: inherit; vertical-align: baseline; ">Sejak kecil ia dididik mandiri dan menjadi pekerja keras. Josh pernah berjualan es lilin semasa SD hingga SMP. Josh menjadi terbiasa memutar otak mencari siasat agar dagangannya laris. “Saya terbiasa berpikir cepat dan tanggap membaca kebutuhan orang lain sejak kecil, termasuk menghitung hasil penjualan dan memberikan bonus kepada ibu-ibu yang membantu menjualkan es lilin keluarga kami di desa-desa sekitar kami tinggal.”</p><p style="margin-top: 15px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; font-style: inherit; font-size: 12px; font-family: inherit; vertical-align: baseline; ">Josh melanjutkan sekolahnya ke SMA Negeri I Solo. Lalu dia mendapatkan beasiswa untuk kuliah S1 dan S2 di Kanazawa University Jepang pada jurusan Electrical and Computer Engineering. Kemudian ia mendapatkan gelar Ph.D. di bidang <em style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; font-style: italic; font-size: 12px; font-family: inherit; vertical-align: baseline; ">Applied Radio Wave and Radar Systems </em>dari Chiba University pada 2002.</p><p style="margin-top: 15px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; font-style: inherit; font-size: 12px; font-family: inherit; vertical-align: baseline; ">Setelah itu ia sempat diminta menjadi staff pengajar di Chiba University (Jepang), Leicester University (UK), dan University of Hebrew (Israel), namun ia memilih Chiba University karena dekat dengan Bandara Narita, sehingga tetap bisa mendukung kegiatan penelitian dan kontribusinya ke seluruh dunia.</p><p style="margin-top: 15px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; font-style: inherit; font-size: 12px; font-family: inherit; vertical-align: baseline; "><img id="102403" title="Pesawat tak berawak pembawa radar milik Josaphat Tetuko Sri Sumantyo" src="http://media.vivanews.com/images/2010/12/31/102403_pesawat-radar-3d-josaphat-tetuko-sri-sumantyo.jpg" alt="Pesawat tak berawak pembawa radar milik Josaphat Tetuko Sri Sumantyo" width="550" height="413" style="margin-top: 10px; margin-right: 10px; margin-bottom: 10px; margin-left: 10px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; font-style: inherit; font-size: 9px; font-family: inherit; vertical-align: baseline; border-style: initial; border-color: initial; background-color: rgb(238, 238, 238); float: left; color: rgb(102, 102, 102); line-height: normal; overflow-x: hidden; overflow-y: hidden; " /></p><p style="margin-top: 15px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; font-style: inherit; font-size: 12px; font-family: inherit; vertical-align: baseline; ">Tak cuma menjadi Associate Professor (karyawan permanen atau PNS) di kementerian pendidikan dan teknologi Jepang (Monbukagakusho), Josh juga menjadi visiting professor, adjunct professor dan jabatan lain di Universitas Indonesia, Institut Teknologi Bandung, Universitas Udayana, Universitas Hasanuddin, Universitas Gadjah Mada, dan Universitas Padjajaran. Secara berkala ia datang ke sini untuk mengajar universitas-universitas Indonesia, dan tak segan-segan mengeluarkan kocek pribadinya untuk itu.</p><p style="margin-top: 15px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; font-style: inherit; font-size: 12px; font-family: inherit; vertical-align: baseline; ">Banyak pula mahasiswa asal Indonesia yang berkemauan kuat untuk maju dan berprestasi, yang kemudian menemukan teknologi tinggi melalui labnya di Chiba. “Saya ingin memajukan teknologi dan sains Indonesia melalui hasil-hasil pemikiran yang ‘only one’ di dunia, khususnya di bidang sensor-sensor untuk ruang angkasa dan penginderaan jarak jauh.”</p><p style="margin-top: 15px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; font-style: inherit; font-size: 12px; font-family: inherit; vertical-align: baseline; "> </p><p style="margin-top: 15px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; font-style: inherit; font-size: 12px; font-family: inherit; vertical-align: baseline; "><strong style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; font-style: inherit; font-size: 12px; font-family: inherit; vertical-align: baseline; ">Jangan ikut asing</strong></p><p style="margin-top: 15px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; font-style: inherit; font-size: 12px; font-family: inherit; vertical-align: baseline; ">Lama menimba ilmu dan berkarya di negeri orang memberikannya perspektif tentang kondisi di tanah air. Menurut Josh, seharusnya setiap negara –termasuk Indonesia, memiliki ciri tersendiri dalam menciptakan sistem pendidikan dan budaya keilmuan, demikian juga seharusnya di Indonesia. Ia melihat kebijakan sekarang cenderung mengejar ketertinggalan teknologi dan sains Indonesia dari negara maju.</p><p style="margin-top: 15px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; font-style: inherit; font-size: 12px; font-family: inherit; vertical-align: baseline; ">Padahal, semestinya kita mengkaji cara pikir ke-Indonesia-an yang khas sebelum menciptakan bibit-bibit teknologi yang bisa disumbangkan untuk dunia. “Kalau kita mengejar terus, maka kita akan ketinggalan terus. Sebaiknya kita harus perbaiki arahnya untuk menciptakan trend keilmuan yang bersumber dari kesadaran akan alam Indonesia.”</p><p style="margin-top: 15px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; font-style: inherit; font-size: 12px; font-family: inherit; vertical-align: baseline; ">Selain itu ia juga khawatir, karena banyak budaya dan pemikiran khas Indonesia yang telah ditinggalkan. “Kita malah berlomba-lomba menyempurnakan pemikiran, tradisi dan budaya bangsa asing di Indonesia, seakan lebih murni dan sempurna dibanding di tempat asalnya,” kata Josh. Padahal, ini justru akan menutup kemampuan berfikir, sekaligus menghilangan jati diri dan budaya kita.</p><p style="margin-top: 15px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; font-style: inherit; font-size: 12px; font-family: inherit; vertical-align: baseline; ">Agar “warna” Indonesia tak pudar di peta dunia, kata dia, kita perlu keras kepala kepada budaya asing, bukan malah mengikutinya. Lebih jauh, Josh merujuk beberapa negara-negara yang memiliki latar belakang budaya kuat, seperti Jepang, China, Korea, dan bahkan Israel.</p><p style="margin-top: 15px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; font-style: inherit; font-size: 12px; font-family: inherit; vertical-align: baseline; "><strong style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; font-style: inherit; font-size: 12px; font-family: inherit; vertical-align: baseline; ">Kolektor peta kuno</strong></p><p style="margin-top: 15px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; font-style: inherit; font-size: 12px; font-family: inherit; vertical-align: baseline; ">Di luar kegiatan akademiknya, Josh punya hobi mengumpulkan dokumen lama budaya Indonesia, dan peta kuno Indonesia maupun dunia. Dia banyak mendapatkan benda-benda itu melalui lelang. Koleksinya antara lain peta dari abad 19. Hobinya ini dipicu oleh kenangannya di masa kecil karena ayahnya sering membawa peta militer.</p><p style="margin-top: 15px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; font-style: inherit; font-size: 12px; font-family: inherit; vertical-align: baseline; ">“Dulu saya hanya ingin punya peta-peta kuno wilayah Indonesia saja, tetapi sekarang sudah saya kumpulkan peta-peta kuno asli untuk wilayah Asia Tenggara, Asia Selatan, Asia timur, hingga Australia, dalam berbagai skala. Bahkan Josh tengah menyusun sebuah buku tentang sejarah pembuatan peta.</p><p style="margin-top: 15px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; font-style: inherit; font-size: 12px; font-family: inherit; vertical-align: baseline; ">Namun, hobi Josh paling utama adalah kegiatan penelitian itu sendiri. “Saya adalah pekerjaan saya, dan pekerjaan saya adalah hobi saya, yaitu penelitian itu sendiri yang telah saya senangi sejak kecil,“ kata Josh. Menurut Dra. Rr. Innes Indreswari Soekanto, M.S.Arch , istri Josh yang juga dosen pengajar di Institut Teknologi Bandung, suaminya selalu membiasakan budaya analisa dan penelitian di setiap kesempatan.</p><p style="margin-top: 15px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; font-style: inherit; font-size: 12px; font-family: inherit; vertical-align: baseline; ">“Bahkan di saat keluarga tengah piknik dan berekreasi ‘kepala’ kami tak pernah ditinggal,” kata Innes sambil tertawa. Misalnya saja, saat keluarga mereka berlibur ke Eropa saat tahun lalu, Josh juga menyempatkan diri untuk mempelajari tentang <em style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; font-style: italic; font-size: 12px; font-family: inherit; vertical-align: baseline; ">unmanned aerial vehicle</em> (pesawat tak berawak) di Ulm Jerman. Kebiasaan ini pun kemudian ditularkan kepada anak semata wayang mereka, Johannes Pandhito Panji Herdento yang masih berusia 12 tahun.</p><p style="margin-top: 15px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; font-style: inherit; font-size: 12px; font-family: inherit; vertical-align: baseline; ">Menurut Josh, ia kerap mengajak Mas Dhito (panggilan Josh kepada anaknya) saat melakukan survei atau mempresentasikan hasil penelitian mereka ke berbagai tempat. Kepadanya, Josh juga menanamkan kebebasan berpikir dan mengekspresikan diri, serta kepekaan membaca lingkungan dan kondisi alam. “Agar kelak bagaimanapun lingkungan berubah, dia dapat menyesuaikan diri tanpa mengorbankan jati dirinya.”</p><p style="margin-top: 15px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; font-style: inherit; font-size: 12px; font-family: inherit; vertical-align: baseline; ">Di luar karirnya, Josh menyimpan obsesi pribadi. Dia ingin membuat dan meluncurkan satelit untuk mengamati planet-planet, termasuk planet bumi. Di masa tuanya nanti, Josh ingin menikmati masa pensiunnya bersama keluarga sambil terus menjalankan penelitian-penelitian pribadinya.</p><p style="margin-top: 15px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; font-style: inherit; font-size: 12px; font-family: inherit; vertical-align: baseline; ">“Saya ingin berkumpul bersama isteri, membimbing anak dan cucu-cucu, bersilaturahmi dengan semua manusia, sambil terus mengelola laboratorium radar pribadi, studio seni, dan museum keluarga kami yang berisi koleksi yang kami kumpulkan selama ini, termasuk kendaraan pribadi saya - sepeda onthel yang menemani saya selama ini di Jepang,” kata Josh.(np)</p><div style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; font-style: inherit; font-size: 12px; font-family: inherit; vertical-align: baseline; background-color: transparent; "> </div>• VIVAnews</span>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2712484401921087177.post-87855613622083308532010-12-19T03:04:00.001+07:002010-12-19T03:06:09.505+07:00Angklung Pukau Masyarakat Perancis<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://stat.k.kidsklik.com/data/photo/2010/01/26/1552434p.JPG"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 298px; height: 225px;" src="http://stat.k.kidsklik.com/data/photo/2010/01/26/1552434p.JPG" border="0" alt="" /></a>Pertunjukkan musik angklung yang ditampilkan Daeng Udjo memukau masyarakat Perancis yang digelar di auditorium Noureev kota Sainte Genevieve des Bois, Perancis.<br />Setelah mengikuti angklung interaktif Daeng Udjo yang mengajarkan lagu `La Vie en Rose` dan `All My Loving` masyarakat Perancis pun piawai memain alat musik tradisional dari Jawa Barat tersebut, ujar Fungsi Pensosbud KBRI Paris, Gita Loka Murti dalam keterangannya kepada Antara London, Sabtu.<br /><br />Dikatakannya usai mempersembahkan angklung interaktif, grup Daeng Udjo menghibur penonton dengan lagu-lagu bertema Natal dan lagu-lagu popular seperti Bohemian Rhapsody, Volare, dan Can`t Take My Eyes of You.<br /><br />Pertunjukan di kota St. Genevieve des Bois dibuka wakil dari Conseil Municipale (Dewan Kota) M. Lebnnyo dan Dubes RI untuk Badan PBB Urusan Pendidikan dan Kebudayaan UNESCO, Tresna Dermawan Kunaefi.<br /><br />Pada pidato sambutannya, M. Lebnnyo menyatakan kegembiraannya atas kehadiran tim kesenian dari Indonesia ke kota tersebut untuk pertama kalinya.<br />Lebnnyo mengharapkan di masa datang semakin banyak tim kesenian berpartisipasi pada berbagai even yang diselenggarakan oleh pemerintah kota.<br />Sedangkan Dubes RI untuk UNESCO pada sambutannya memperkenalkan budaya Indonesia secara umum serta kekhasan alat musik angklung yang ditetapkan sebagai warisan budaya tak benda dunia.<br /><br />Para penonton mendapat brosur mengenai angklung untuk menambah pengetahuan mereka akan alat musik tersebut.<br /><br />Pertunjukan yang diadakan sebulan setelah ditetapkannya angklung sebagai warisan budaya tak benda dunia oleh UNESCO tersebut mendapat sambutan yang sangat baik dari masyarakat kota St Genevieve des Bois, ujar Gita Loka Murti.<br />Masyarakat yang pada umumnya awam terhadap alat musik tradisional Indonesia tersebut diberi kesempatan memainkan angklung oleh Daeng Udjo yang bertidak selaku konduktor orkestra angklung.<br /><br />Penonton dibuat terpukau dengan ketangkasan para pemain angklung yang dapat memainkan beberapa buah angklung secara sekaligus dengan tempo yang sangat cepat.<br /><br />Gedung UNESCO<br /><br />Tim angklung Daeng Udjo juga tampil di gedung UNESCO di Paris pada kesempatan acara perpisahan Dubes RI UNESCO yang mengakhiri masa tugasnya pada akhir bulan Desember tahun ini.<br /><br />Para penonton sebagian besar terdiri dari delegasi permanen Negara-negara anggota UNESCO kagum dengan kemampuan musisi membawakan lagu modern dan populer dengan alat musik tradisional, terlebih mereka mendapat kesempatan memainkan alat musik tersebut.<br />Sambil menikmati cocktail hidangan kue-kue tradisional khas Indonesia, penonton diajarkan memainkan alat musik angklung sekaligus mengenali nama-nama dan letak pulau-pulau besar di Indonesia di layar besar yang digelar di depan panggung.<br /><br />Daeng Udjo menyatakan bahwa niatnya memberi nama di angklung-angklungnya sesuai dengan nama-nama pulau besar di Indonesia agar publik yang diajarkan memainkan angklung dapat mengenal Indonesia dan mengetahui lokasi dan letak seluruh pulau selain Bali.<br /><br />"Pada kenyataannya banyak masyarakat di luar negeri yang tidak tahu di mana Indonesia, mereka hanya tahu Bali, dan itu adalah fakta," tuturnya.<br />Untuk itu Daeng Udjo berupaya mendorong rasa keingintahuan para penonton yang lebih dalam terhadap Indonesia, khususnya budaya Indonesia.<br /><br />Hal tersebut dibuktikan Daeng Udjo dalam setiap pertunjukannya di Perancis, menghimbau penonton untuk datang ke Indonesia apabila ingin memainkan dan belajar angklung lagi.<br /><br />Wakil Gubernur Jawa Barat, Dede Yusuf menyampaikan apresiasinya terhadap upaya yang dilakukan Kantor Perwakilan RI (KWRI) UNESCO untuk memasukkan angklung sebagai warisan budaya tak benda dunia menyusul pendahulunya keris, wayang dan batik Indonesia.<br /><br />Diharapkannya dengan dimasukkan angklung ke dalam daftar tersebut, pengembangan dan pelestarian angklung sebagai alat musik tradisional Indonesia semakin terjamin serta masyarakat internasional dapat mengenal warisan budaya bangsa tersebut.<br />Pada kesempatan ini, Wagub Jabar yang bertindak sebagai ketua rombongan misi kesenian dari Jawa Barat tersebut menyampaikan cendramata berupa replika satu set angklung kepada UNESCO yang diwakili Deputi Direktur Jenderal UNESCO, Mr. Engida dan baju batik kepada Dubes RI UNESCO.<br /><br />Acara malam tersebut diakhiri dengan poco-poco yang melibatkan seluruh hadirin dengan diiringi oleh alunan musik angklung dengan lagu `keong racun`.<br />UNESCO sendiri mengukuhkan angklung dalam daftar representatif budaya tak benda warisan manusia pada tanggal 16 November lalu pada sidang ke-5 intergovernmental committee on intangible cultural heritage (IGC- ICH) di Nairobi, Kenya, demikian Gita Loka Murti.Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2712484401921087177.post-36104861299454078892010-11-27T21:20:00.006+07:002010-11-27T21:30:11.946+07:00Pulau Kabaena, Pusat Kerajaan Moronene<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://stat.k.kidsklik.com/data/photo/2010/11/26/0050294p.jpg"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 200px; height: 105px;" src="http://stat.k.kidsklik.com/data/photo/2010/11/26/0050294p.jpg" border="0" alt="" /></a><span style="font-style:italic;">Pulau Kabaena, Kabupaten Bombana, Sulawesi Tenggara.</span><br /><br /><br /><br />Pulau Kabaena, Kabupaten Bombana, Sulawesi Tenggara (Sultra) di masa lampau merupakan pusat Kerajaan Moronene, salah satu etnis di Sultra.<br /><br />"Benteng Tawulagi, tempat pelantikan mokole (raja), merupakan bukti kuat bahwa Kabaena pernah menjadi pusat Kerajaan Moronene," kata tokoh budaya Kabaena, Abdul Majid Ege, di Kendari, Kamis (25/11/2010).<br /><br />Menurut Madjid, ada beberapa benteng penunjang benteng utama Tawulaagi, yaitu Benteng Doule, Tontowatu, Mataewolangka dan Tuntuntari.<br /><br />"Benteng Tawulagi merupakan tempat pelantikan mokole, mataewolangka tempat mengintai musuh dari arah selatan, Benteng Doule tempat mengintai dari arah barat dan utara dan dua benteng penunjang lainnya masing-masing tuntuntari dan tontowatu merupakan tempat mengintai dari arah timur," katanya.<br /><br />Di wilayah daratan tenggara Sulawesi sebagai asal muasal etnis Moronene Kabaena, tidak ditemukan benteng seperti di Kabaena.<br /><br />Itu membuktikan pusat Kerajaan Moronene memang di Kabaena, bukan di wilayah daratan. Di Benteng Tawulagi, kata Abdul Majid Ege, selain masih tampak batu besar dan agak tinggi tempat melantik Mokole, juga terdapat sebuah meriam besar. Dulu, kemungkinan besar untuk melawan penjajah Belanda maupun Tobelo.<br /><br />"Tobelo merupakan sekelompok orang pada zaman dulu yang kerjanya sebagai perompak laut, bahkan tidak segan-segan merampas dan membunuh warga di daratan," katanya.<br />Menurut Abdul Madjid, benteng-benteng di Kabaena diperkirakan didirikan pada tahun 1600-an yang digunakan sebagai tempat persembunyian dan tempat bertahan dari para musuh.<br /><br /><br />http://oase.kompas.com/read/2010/11/26/00505070/Pulau.Kabaena..Pusat.Kerajaan.MoroneneUnknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2712484401921087177.post-2347636916950800892010-11-27T21:13:00.001+07:002010-11-27T21:16:42.276+07:00Gamelan di Universitas Terkemuka AS<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://stat.k.kidsklik.com/data/photo/2010/08/21/3954919p.jpg"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 300px; height: 200px;" src="http://stat.k.kidsklik.com/data/photo/2010/08/21/3954919p.jpg" border="0" alt="" /></a><span style="font-style:italic;">Grup gamelan asal Bandung, Jawa Barat, Kyai Fatahillah, berkolaborasi dengan kelompok gamelan dari Belanda, Ensemble Gending, dalam Yogyakarta Gamelan Festival 2010 di Taman Budaya Yogyakarta, Jumat (16/7) malam. Selain Belanda, festival gamelan yang memasuki tahun ke-15 tersebut juga disemarakkan oleh penampilan grup gamelan dari Singapura dan Amerika Serikat.<br /></span><br />Hampir semua universitas terkemuka di Amerika Serikat memiliki program studi gamelan Indonesia, sehingga tidak mengherankan banyak ahli musik tradisional ini di luar negeri, kata mantan Rektor Institut Seni Indonesia Denpasar, Prof Dr I Wayan Rai S.<br /><br />"Gamelan Bali yang ada di Amerika Serikat ada 15 jenis dan sekarang ini terus bertambah dari gemalan Jawa, Sunda dan lain-lain," kata I Wayan Rai S pada seminar Mabarung Gong Kebyar yang diselenggarakan ISI Solo, Jumat.<br /><br />Gamelan berada di luar negeri sejak tahun 1800-an dibawa oleh para kolonial atau bangsa-bangsa barat yang pernah menjajah di Indonesia, sehingga tidak mengherankan jika sekarang telah ada di mana-mana, tambah Guru Besar Komposisi Musik ISI Solo Prof Dr R.Supanggah.<br /><br />"Gamelan sekarang ini tidak hanya berkembang di negara-negara Eropa dan Amerika Serikat, tetapi juga Australia, Afrika dan bahkan sekarang Asia. Memang gamelan suatu unggulan yang berhasil keluar pagar Indonesia dan ini bisa diterima di kalangan para musisi pada umumnya," katanya.<br /><br />Di Amerika Serikat, lanjutnya, sekarang ini ada sekitar 600 perangkat gamelan, sehingga tidak mengherankan kalau setiap universitas terkemuka di negara ini memiliki program studi gamelan Indonesia.<br /><br />Sebenarnya melalui gamelan ini juga merupakan salah satu konsep perekat bangsa ini, karena berdasarkan data yang ada tahun 1870 berbagai musik di Nusantara termasuk di antaranya gamelan telah pentas berkolaborasi di Paris, katanya.<br /><br />"Jadi seni sebagai alat pemersatu bangsa ini tidak hanya sekarang saja, sejak dulu sudah terjadi dan dilakukan oleh para pendahulu kita dan ini ada bukti-buktinya sampai sekarang," paparnya.<br /><br />Pada tahun 1870 ada serombongan seniman yang berasal dari berbagai daerah di Nusantara ini pentas bersama di Paris, dan waktu itu sedang terjadi adanya revolusi industri, katanya.<br /><br />Menyinggung hasil karya musik sekarang yang jarang menjadi monumental, Supanggah mengatakan bahwa yang disentuh hanya pada seninya saja, sedangkan budayanya jarang disentuh, akibatnya hasil karya seni tersebut hanya enak dinikmati sementara tidak sampai rasa.<br /><br />http://oase.kompas.com/read/2010/11/26/23120466/Gamelan.di.Universitas.Terkemuka.ASUnknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2712484401921087177.post-33669384957910227222010-11-19T22:43:00.004+07:002010-11-19T22:51:45.997+07:00Astronom RI Temukan Planet Alien Galaksi Lain<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://media.vivanews.com/thumbs2/2010/11/19/99895_gambaran-tentang-planet-alien--hip-13044b_300_225.jpg"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 300px; height: 225px;" src="http://media.vivanews.com/thumbs2/2010/11/19/99895_gambaran-tentang-planet-alien--hip-13044b_300_225.jpg" border="0" alt="" /></a><span style="font-weight:bold;">Temuan Planet HIP 13044b memberi gambaran nasib masa depan Bumi dan tata surya.</span><br /><br /><br />Para astronom telah mengkonfirmasi temuan planet alien (asing) di Galaksi Bima Sakti yang datang dari galaksi lain. Namanya, Planet HIP 13044b yang mengorbit bintang tua, HIP 13044.<br /><br />Planet mirip Yupiter ini sebenarnya lahir di galaksi lain, namun kemudian ditangkap oleh Bima Sakti sekitar 6 sampai 9 miliar tahun yang lalu. Efek samping dari kanibalisme galaksi membawa sebuah planet yang dulunya jauh kini berada dalam jangkauan para astronom untuk kali pertamanya.<br /><br />Planet ini ditemukan oleh tim astronom dari Max-Planck-Institut fur Astronomie (MPIA), Heidelberg, Jerman. Tim peneliti meneliti pergerakan HIP 13044 menggunakan teleskop di sebuah observatorium di selatan Eropa, La Silla Observatory di Chile.<br /><br />Setelah enam bulan pengamatan, mereka meneteksi gerakan-gerakan kecil yang melawan tarikan gravitasi planet yang mengorbit.<br /><br />Yang membuat bangga, astronom asal Indonesia, Johny Setiawan didaulat jadi pemimpin proyeknya.<br /><br />"Bagi saya, itu adalah kejutan besar," kata pemimpin tim, Johny Setiawan dari MPIA, speerti dimuat SPACE.com, 18 November 2010. "Kami tidak mengharapkan itu pada awalnya."<br /><br />Tim peneliti yang dipimpin Johny Setiawan membeberkan hasil observasinya secara online dalam situs Science edisi 18 November.<br /><br />Ukuran planet ini 25 persen lebih besar dari Jupiter. Ia mengorbit bintang HIP 13044 yang jaraknya 2.000 tahun cahaya dari Bumi di konstelasi Fornax.<br /><br />Planet HIP 13044b berada sangat dekat dengan bintangnya itu. Jarak terdekat dengan bintang induk sekitar 8 juta kilometer atau 5,5 persen jarak Bumi dan Matahari. Planet menyelesaikan orbit setiap 16,2 hari.<br /><br />HIP 13044b selamat dari fase penuaan bintang -- yang juga akan dialami Matahari sekitar 5 miliar tahun lagi.<br /><br />Penemuan ini memaksa para astronom memikirkan kembali ide-ide mereka tentang formasi planet dan kelangsungan hidupnya. Apalagi, ini adalah planet pertama yang ditemukan mengelilingi bintang yang sangat tua dan miskin logam.<br /><br />Johny setiawan memperkirakan, nanti, saat Matahari memasuki fase penuaan, menjadi raksasa merah, Bumi mungkin tak akan selamat.<br /><br />"Planet-planet dalam, termasuk Bumi, mungkin tidak akan bertahan hidup," kata Johny Setiawan.<br /><br />"Tapi Jupiter, Saturnus dan planet-planet luar mungkin pindah mendekat ke orbitnya, persis seperti yang kami deteksi."<br /><br />Dalam kasus HIP 13044b, planet ini adalah korban yang selamat. Namun, ia tak akan hidup selamanya. Sebab, bintang induknya akan terus berkembang dalam tahap evolusi berikutnya. Planet ini akan tertelan.<br /><br />Sekilas tentang Johny Setiawan<br /><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://media.vivanews.com/images/2010/11/19/99896_astronom-ri--johny-setiawan.jpg"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 300px; height: 200px;" src="http://media.vivanews.com/images/2010/11/19/99896_astronom-ri--johny-setiawan.jpg" border="0" alt="" /></a>Johny Setiawan adalah astrofisikawan muda asal Indonesia yang bekerja di Max Planck Institute for Astronomy (MPIA), Jerman. Hebatnya, ia orang non-Jerman yang dipercaya sebagai ketua tim proyek.<br /><br />Pria kelahiran Jakarta, 16 Agustus 1974 ini menamatkan S-1 dan S-3-nya di Freiburg, Jerman.<br />Sebelumnya, engan teleskop 2,2 meter di La Silla, Cile, Johny berhasil menemukan planet baru: HD 11977 B. Planet ini berjarak 200 tahun cahaya dari bumi . Planet berukuran 6,5 kali Jupiter ini mengitari bintang raksasa HD 11977A. Sebelum merilis temuannya, Mei lalu, Setiawan memelototi bintang itu sejak 1999.<br /><br />Sebelumnya, pemuda kelahiran Jakarta, 16 Agustus 1974, ini juga menemukan dua bintang raksasa baru, HD 47536B dan HD 122430B, pada 2003.<br /><br /><br />vivanewsUnknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2712484401921087177.post-1442304092115814822010-11-17T13:02:00.001+07:002010-11-17T13:04:43.393+07:00Indonesia Juarai Olimpiade Robot<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://t0.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcT14B-pbFnJgrEIr1oE1oNV-otCIaPIuoByYxjaO3QT0vb1ktOu"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 275px; height: 183px;" src="http://t0.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcT14B-pbFnJgrEIr1oE1oNV-otCIaPIuoByYxjaO3QT0vb1ktOu" border="0" alt="" /></a>Indonesia meraih kemenangan gemilang dengan menempati posisi juara pertama dan berhak meraih medali emas untuk katagori Robot Soccer pada World Robotic Olympiad (WRO) yang berlangsung di SMX Convention Center Hall, Manila, Filipina.<br /><br />Keterangan yang diperoleh dari Mikrobot Experience Center di Jakarta, Rabu (17/11), menyebutkan, Indonesia mengirim 11 tim dalam kompetisi robot itu. Tim terdiri atas siswa SD, SMP, SMA dan tim Robot Soccer. "Dari 11 tim yang kita kirim, tim Robot Soccer yang berhasil meraih juara," kata Paula dari Mikrobot Experience Center.<br /><br />World Robotic Olympiad yang diselenggarakan pada 6 November 2010 adalah kegiatan internasional yang diselenggarakan setiap tahun. Pelombaan ini dibuka untuk siswa SD hingga mahasiswa perguruan tinggi. Kegiatan ini merupakan puncak acara kompetisi tingkat nasional yang sudah diikuti sebelumnya oleh seluruh peserta dari masing-masing negara.<br /><br />WRO tahun ini diikuti 700 peserta dari 22 negara, sedangkan Indonesia mengirim 38 peserta yang terbagi dalam 11 tim untuk mengikuti Regular Categori dan Robot Soccer Categori. Peserta WRO yang mewakili Indonesia adalah pemenang dan sebagian peserta yang ikut kegiatan Indonesia Robotic Olympiad 2010 yang diselenggarakan di Gedung BPPT Jakarta pada 14 Agustus 2010.<br /><br />Tahun ini merupakan ke-7 diselenggarakan WRO. Pada katagori Robot Soccer, tim Indonesia harus bersaing dengan 20 tim dari negara lain dan bisa meraih juara pertama. Sebelumnya, pada WRO 2009, Indonesia meraih juara 2, 3 dan 5. WRO pada 2011 diselenggarakan di Abu Dhabi. Tim Indonesia bertekad kembali meraih prestasi.<br /><br />Sejumlah prestasi telah diraih Indonesia dalam berbagai kompetisi rombot internasional. Tim Robot Universitas Komputer Indonesia (Unikom) berhasil mempertahankan gelar sebagai jawara di RoboGames. Robot DU 114 berhasil menggondol emas untuk kategori open fire fighting autonomous robot.<br /><br />RoboGames 2010 digelar di San Mateo County Event Center, Amerika Serikat, pada 24-25 April 2010. Tim Robot Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS) Institut Teknologi Sepuluh November juga mengikuti kontes robot internasional ABU Asia Pacific Robot Contest 2010 pada 20-21 September 2010 di Kairo, Mesir. Tim robot ini pernah menjadi juara pertama di Fukushima, Jepang pada tahun 2000. (Ant/vg/OL-8)<br /><br />media indonesiaUnknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2712484401921087177.post-27827271362135105122010-11-16T19:46:00.001+07:002010-11-16T19:48:07.596+07:00Angklung Resmi Warisan Budaya Dunia<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://www.smsu.edu/Academics/Programs/Music/World%20Collection/Angklung%20and%20One%20Chime.jpg"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 270px; height: 250px;" src="http://www.smsu.edu/Academics/Programs/Music/World%20Collection/Angklung%20and%20One%20Chime.jpg" border="0" alt="" /></a>Alat musik angklung segera dikukuhkan oleh UNESCO sebagai warisan budaya dunia asli Indonesia pada 18 November 2010 mendatang di Nairobi, Kenya.<br /><br />"Pada 18 November 2010 nanti, angklung akan diresmikan menjadi warisan budaya dunia," kata Sekretaris Jenderal Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata (Kemenbudpar), Wardiyatmo, di Jakarta, Selasa.<br />Pengukuhan tersebut akan dilakukan di Nairobi, Kenya, dalam sidang UNESCO, Kamis, 18 November 2010.<br /><br />Pihaknya telah mengirimkan duta yang dipimpin Direktur Jenderal Nilai Budaya Seni dan Film (NBSF) Kemenbudpar untuk menyaksikan langsung pengukuhan angklung sebagai warisan budaya dunia. "Ke depan, kita targetkan warisan dunia milik Indonesia yang diakui UNESCO akan semakin banyak," katanya.<br /><br />Pengukuhan angklung oleh badan PBB untuk pendidikan, ilmu pengetahuan, dan budaya (UNESCO) sebagai warisan budaya dunia asli Indonesia itu berarti akan menyusul batik, wayang, dan keris yang sebelumnya telah lebih dahulu dikukuhkan.<br />Ia mengatakan, pihaknya telah mengupayakan berbagai hal untuk dapat mencatatkan angklung sebagai warisan budaya dunia.<br /><br />Perjuangan tersebut telah dilakukan sejak beberapa tahun lalu hingga akhirnya angklung akan segera diakui masuk dalam "Representative List of the Intangible Cultural Heritage of Humanity".<br /><br />Pihaknya mencatat warisan dunia sampai saat ini sudah sebanyak 890 situs dengan 689 berupa warisan budaya, 176 warisan alam, dan 25 campuran antara warisan budaya dan warisan alam. "Di antara jumlah itu, warisan dunia yang dimiliki Indonesia sudah sebanyak 11 buah," katanya.<br /><br /><span style="font-weight:bold;">Dari 11 warisan dunia yang dimiliki Indonesia sebanyak 4 di antaranya berupa alam, 3 cagar budaya, dan 4 karya budaya takbenda.</span><br />Untuk warisan dunia berupa alam terdiri dari Taman Nasional Ujung Kulon, Banten, Taman Nasional Komodo, Nusa Tenggara Timur, Taman Nasional Lorentz, Papua, dan hutan tropis Sumatera (Taman Nasional Gunung Leuser, Kerinci Seblat, dan Bukit Barisan).<br />Sementara untuk cagar alam yakni Kompleks Candi Borobudur yang diakui UNESCO sejak 1991, Kompleks Candi Prambanan (1991), dan situs prasejarah Sangiran.<br /><br />Karya budaya takbenda milik Indonesia yang sudah dan akan diakui UNESCO yakni wayang (masterpiece of the oral and intangible heritage of humanity, 2003), keris (masterpiece of the oral and intangible heritage of humanity, 2005), batik (representatif list of the intangible cultural heritage of humanity, 2009), dan angklung (representative list of the intangible cultural heritage of humanity, 18 November 2010).<br />ANTSumberUnknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2712484401921087177.post-31867080382695980462010-11-10T23:32:00.002+07:002010-11-10T23:38:05.907+07:00Istri Presiden Austria Kagumi Budaya Indonesia<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://4.bp.blogspot.com/_9wO6Kg4wNRA/SO2lKuhWzrI/AAAAAAAAALI/gTU1B3mUcH0/s400/detail+membuat+batik.jpg"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 400px; height: 301px;" src="http://4.bp.blogspot.com/_9wO6Kg4wNRA/SO2lKuhWzrI/AAAAAAAAALI/gTU1B3mUcH0/s400/detail+membuat+batik.jpg" border="0" alt="" /></a>Istri Presiden Austria, Margit Fischer, mengagumi tradisi budaya dan kearifan lokal Indonesia yang beragam, dari seluruh Nusantara.<br /><br />Margit, yang mendampingi suaminya, Heinz Fischer, dalam kunjungan kenegaraan tiga hari di Indonesia, diajak Ani Yudhoyono mengamati warisan budaya dalam bentuk kain tradisional, perhiasan, dan juga budaya lokal seperti wayang kulit yang dipamerkan di lantai dua Wisma Negara, Jakarta, Rabu (10/11).<br /><br />Dipandu Ani Yudhoyono dan istri menteri-menteri Kabinet Indonesia Bersatu II yang tergabung dalam Solidaritas Kabinet Indonesia Bersatu (SIKIB), Margit berjalan berkeliling mengamati peninggalan budaya yang berusia ratusan tahun seperti kain batik, songket Palembang, dan juga tenun ikat Nusa Tenggara.<br /><br />Dipamerkan juga perhiasan peninggalan jaman perunggu dari daerah Kutai Kertanegara, aksesoris khas Suku Dayak, serta alat musik Sasando dari Nusa Tenggara Timur.<br /><br />Margit juga berkesempatan membatik di selembar kain dengan dituntun oleh seorang perajin dari Museum Tekstil, Jakarta.<br /><br />Margit tampak antusias menyimak setiap penjelasan tentang budaya lokal Indonesia dan mengamati dari jarak dekat setiap benda yang dipamerkan.<br /><br />Usai meninjau pameran warisan budaya Indonesia, Margit bersama dengan suaminya menghadiri jamuan makan siang kenegaraan di Istana Negara, Jakarta.<br /><br />Presiden Austria bersama dengan istri berada di Indonesia sejak 9 November 2010. Upacara penyambutan kenegaraan serta pertemuan bilateral sudah dilangsungkan pada 9 November 2010 yang menghasilkan kesepakatan bersama tentang peningkatan kerjasama dialog antar umat beragama.<br /><br />Indonesia dan Austria juga sepakat bekerjasama dalam pengembangan energi ramah lingkungan serta meningkatkan perdagangan dan investasi.<br /><br />Namun, jamuan kenegaraan baru diselenggarakan pada Rabu siang karena pada Selasa sore Presiden Yudhoyono menerima kunjungan kenegaraan Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama.<br /><br />Pameran budaya yang dikunjungi oleh Margit juga dikunjungi oleh istri Obama, Michelle, pada Rabu sore. [TMA, Ant]<br /><br />sumber gatraUnknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2712484401921087177.post-31765056436737104192010-11-10T23:16:00.001+07:002010-11-10T23:18:14.291+07:00Indonesia, Calon Kekuatan Ekonomi Baru Dunia<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://media.vivanews.com/thumbs2/2010/03/01/85941_pertumbuhan_ekonomi_indonesia_300_225.jpg"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 300px; height: 225px;" src="http://media.vivanews.com/thumbs2/2010/03/01/85941_pertumbuhan_ekonomi_indonesia_300_225.jpg" border="0" alt="" /></a><span style="font-weight:bold;">Morgan Stanley: PDB Indonesia bakal mencapai US$800 miliar atau Rp7.200 triliun.</span><br /><br /> Optimisme tentang masa depan ekonomi Indonesia kian mengemuka. Apalagi, setelah sejumlah lembaga dan institusi bergengsi dunia mulai memasukkan negeri ini sebagai calon kekuatan ekonomi baru di masa yang akan datang.<br /><br />"Saya melihat, Indonesia bukan sekedar berpotensi masuk kelompok BRIC, tetapi bisa menggeser posisi Rusia," ujar Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Gita Wirjawan di Jakarta, Selasa, 2 November 2010.<br /><br />BRIC adalah akronim yang dipopulerkan oleh Goldman Sachs Group pada 2001, merujuk pada empat negara calon kekuatan ekonomi baru dunia pada 2020. BRIC kepanjangan dari Brazil, Rusia, India dan China. Total produk domestik bruto (PDB) BRIC diperkirakan mencapai US$30,2 triliun atau melampaui PDB tujuh negara industri maju (G-7) pada 2027. Bahkan, BRIC<br />akan menjadi kekuatan ekonomi paling dominan pada 2050.<br /><br />Namun, BRIC dianggap belum mencerminkan potensi kekuatan ekonomi yang lebih luas, termasuk sejumlah negeri berkembang. Untuk mengakomodasinya, Goldman Sachs membuat istilah baru, yakni Next11. Ini mencakup Indonesia, Turki, Korea Selatan, Meksiko, Iran, Nigeria, Mesir, Filipina, Pakistan, Vietnam dan Bangladesh.<br /><br />Morgan Stanley malah mengusulkan tambahan Indonesia pada BRIC menjadi BRICI. Alasannya, dalam lima tahun ke depan, lembaga terkemuka ini memperkirakan PDB Indonesia bakal mencapai US$800 miliar.<br /><br />Senada dengan itu, majalah bergengsi The Economist, pada Juli 2010 juga memasukkan Indonesia sebagai calon kekuatan ekonomi baru pada 2030 di luar BRIC. The Economist mengenalkan akronim baru dengan sebutan CIVETS, kepanjangan dari Colombia, Indonesia, Vietnam, Egypt, Turkey dan South Africa. The Economist memperkirakan PDB enam negara ini rata-rata akan tumbuh 4,5 persen per tahun selama 20 tahun ke depan.<br />"Kemunculan CIVETS akan mempercepat pergeseran ekonomi global ke wilayah Timur dan Selatan," tulis Economist. <br /><br />Kini, proyeksi sejumlah lembaga asing tersebut mulai bergema di Jakarta. Dalam sebuah forum diskusi bertema "Indonesia The Next I in BRICI?" yang digelar di Jakarta, kemarin, sejumlah petinggi dan eksekutif menyuarakan optimistisme serupa.<br /><br />"Indonesia memiliki semua prasyarat untuk masuk jajaran elit BRIC. Jadi, tidak ada alasan untuk tidak menambahkan 'I' pada akronim BRIC untuk menjadi BRICI," kata Wakil Direktur Bank Mandiri Riswinandi. "Sebab, label ini jadi acuan investor asing menanamkan modal mereka."<br /><br />Menurut Kepala Ekonom Bank Mandiri, Mirza Adityaswara, ada sejumlah alasan mengapa Indonesia layak disejajarkan dengan negara BRIC. Pertama, wilayah Indonesia tergolong luas hingga lebih dari 3 juta km2. Kedua, potensi pasar RI besar dengan jumlah penduduk 230 juta jiwa. Ketiga, memiliki kekayaan sumber daya alam, bahkan produsen nomor satu minyak sawit mentah, nomor dua timah dan eksportir besar batu bara.<br />Keempat, pertumbuhan ekonomi di atas 5 persen per tahun. Bahkan, RI menjadi satu dari tiga negara di dunia dengan pertumbuhan ekonomi positif pada 2008 bersama Cina dan India. Kelima, PDB per kapita Indonesia pada 2009 sekitar US$3.900 atau lebih baik dari India yang hanya US$2.900. Keenam, fiskal Indonesia tergolong sehat dengan defisit hanya 1,6 persen, lebih kecil dari defisit anggaran Rusia sebesar 6 persen, Brasil 3,3 persen, India 10 persen dan China 2,2 persen.<br /><br />Bahkan, Organisasi untuk Kerjasama dan Pengembangan Ekonomi (OECD) memuji ekonomi RI cukup tangguh dalam menghadapi krisis global. PDB Indonesia pada 2009 sebesar 4,6 persen atau ketiga terbesar dalam kelompok negara G-20, setelah China dan India. "Situasi terkini memberi peluang unik bagi Indonesia untuk mengejar target pertumbuhan ekonomi, serta meningkatkan taraf hidup secara berkelanjutan," kata Sekretaris Jenderal OECD, Angel Gurria.<br /><br />Namun, untuk mengejar impian sebagai negara berpengaruh di bidang ekonomi ada sejumlah syaratnya. OECD menyebutkan Indonesia harus serius menerapkan agenda reformasi, seperti perbaikan sistem pemungutan pajak, peningkatan efektivitas belanja negara, serta penegakan sistem hukum. "Subsidi energi Rp144 triliun pada 2010 harus dihapuskan bertahap," katanya. Dengan begitu, Indonesia punya anggaran lebih besar untuk membiayai infrastruktur yang kurang memadai.<br /><br />Xavier Salai Martin, Chief Advisor dari World Economic Forum juga menyebutkan sejumlah syarat yang hampir sama agar Indonesia masuk jajaran ekonomi bergengsi. Syaratnya adalah perbaikan infrastruktur fisik, peningkatan mutu birokrasi, penegakan sistem hukum dan menjaga stabilitas ekonomimakro.<br />"Waspadai soal infrastruktur, jika tidak investasi, Indonesia takkan bisa mencapai pembangunan yang diharapkan." (kd)<br /><br />• VIVAnewsUnknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2712484401921087177.post-43448446942865928512010-11-02T19:47:00.001+07:002010-11-02T19:50:42.116+07:00Indonesia Raih Emas Olimpiade Matematika<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://stat.k.kidsklik.com/data/photo/2009/07/23/0851254p.JPG"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 298px; height: 225px;" src="http://stat.k.kidsklik.com/data/photo/2009/07/23/0851254p.JPG" border="0" alt="" /></a>Putra-putri Indonesia kembali mengharumkan nama bangsa di ajang olimpiade matematika. Tim Indonesia yang pertama kali bergabung berhasil meraih satu medali emas, satu perak, dan dua perunggu di kompetisi China West Mathematical Olympiad yang diselenggarakan di Taiyuan, China, akhir Oktober lalu.<br /><br />Medali emas dipersembahkan Johan Gunardi (SMAK V Penabur Jakarta), sedangkan Stephen Sanjaya (SMAK I Penabur Jakarta) mendapat mendali perak. Adapun medali perunggu dipersembahkan Christa Lorensia S (SMP St Laurensia Tangerang) dan Ivan Koswara (SMAK Bintang Mulia Bandung).<br /><br />China West Mathematical Olympiad merupakan kompetisi matematika tahunan yang diselenggarakan oleh China Mathematical Olympiad Commitee. Kompetisi ini berlangsung sejak tahun 2002. Peserta tahun ini berjumlah 104 orang. <br /><br />Mereka berasal dari tujuh negara yakni Cina, Hongkong, Makau, Singapura, Kazakhstan, Filipina, dan Indonesia.<br />Seluruh aktivitas persiapan tim dilakukan di bawah naungan Surya Institute yang diketuai Fisikawan Yohanes Surya. Lidya dari Surya Institute, di Jakarta, Selasa (2/11/2010), mengatakan tim pelajar Indoensia telah kembali ke Tanah Air hari ini.<br /><br />http://edukasi.kompas.com/read/2010/11/02/19260241/Indonesia.Raih.Emas.Olimpiade.Matematika-5Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2712484401921087177.post-39892111058826608042010-10-19T03:03:00.002+07:002010-10-19T03:09:53.084+07:00Angklung Jadi Warisan Dunia<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://mariniwulandari.files.wordpress.com/2009/12/mar2.jpg"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 500px; height: 536px;" src="http://mariniwulandari.files.wordpress.com/2009/12/mar2.jpg" border="0" alt="" /></a>Alat musik tradisional Angklung akan dikukuhkan sebagai salah satu warisan budaya dunia atau "World Intangible Heritage" oleh UNESCO pada bulan November 2010.<br />"Insya Allah, Angklung pada bulan November atau Desember ini akan dikukuhkan sebagai ’World Intangible Heritage’ atau warisan dunia oleh UNESCO, yang berasal dari Indonesia" kata Ketua Harian Komisi Nasional Indonesia untuk UNESCO, Prof dr H Arief Rachman, di Gedung Pakuan Bandung, Senin.<br /><br />Ia mengatakan, dengan dikukuhkannya angklung oleh UNESCO sebagai warisan budaya dunia, maka tidak akan ada lagi negara lain yang mengaku (klaim) angklung. "Kalau Malaysia ingin memiliki (angklung) silakan saja, tapi kan harus dilihat sumber mata airnya (angklung) dari mana," katanya.<br /><br />Selain angklung, pihaknya juga sedang mengupayakan agar budaya lainnya di Indonesia seperti Kain Tenun, Tari Saman bisa dikukuhkan sebagai akan dikukuhkan sebagai "World Intangible Heritage" atau warisan dunia oleh UNESCO yang berasal dari Indonesia.<br /><br />"Kami juga sedang mengupayakan agar kebudayaan lain di Indonesia seperti Tari Saman dan Kain Tenun bisa dikukuhkan UNESCO sebagai "World Intangible Heritage"," katanya.<br />Sebelumnya, angklung juga diramaikan telah diklaim oleh Malaysia sebagai alat musik asli negara itu.<br /><br />Selain adanya pengamanan dan pengakuan angklung sebagai warisan budaya dunia, juga akan berdampak secara ekonomis.<br />Para perajin angklung akan diuntungkan dengan mendapatkan banyak pesanan angklung dari dalam dan luar negeri.Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2712484401921087177.post-62918676763955495342010-10-19T03:00:00.001+07:002010-10-19T03:05:26.458+07:00Fondasi Bangunan Zaman Kerajaan Singosari Ditemukan di Malang<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://blog.malangkota.go.id/smkn8/files/2009/05/candi-singoari.jpg"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 360px; height: 270px;" src="http://blog.malangkota.go.id/smkn8/files/2009/05/candi-singoari.jpg" border="0" alt="" /></a><br /> Tim peneliti dari Pusat Penelitian dan Pengembangan Arkeologi Nasional menemukan fondasi bangunan kuno pada zaman Kerajaan Singosari di areal tempat pemakaman umum Jalan Ken Dedes, Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang.<br /><br />Ketua tim peneliti Puslitbang Arkeologi Nasional Amelia di Malang, Senin, mengatakan, temuan tersebut merupakan hasil penggalian yang dilakukan sejak Sabtu (9/10) hingga hari ini.<br /><br />Dalam penemuan tersebut, sejumlah benda penting yang menunjukkan keberadaan Kerajaan Singosari pada abad 13 Masehi juga ditemukan di antaranya pecahan tembikar dan keramik.<br /><br />Sebelumnya, pihak peneliti tidak menemukan apa pun pada penggalian pertama keculai pecahan tembikar.<br /><br />Padahal pada penggalian pertama tersebut peneliti berharap menemukan Arca Dwarapala yang juga sebagai tanda pintu masuk Kerajaan Singosari.<br /><br />Sementara itu, pada penggalian Senin tim peneliti menemukan struktur batu bata besar berukuran panjang 29 centimeter, lebar 19 centimeter serta dengan ketebalan 6 centimeter.<br /><br />Di lokasi lain yang masih dalam satu tempat juga ditemukan struktur batu bata panjang sekitar 40-42 centimeter, lebar 20 centimeter, dan ketebalan 12 centimeter.<br /><br />Amelia menyebutkan, struktur batu bata tersebut diperkirakan fondasi perumahan kuno.<br /><br />Dua struktur batu bata mirip fondasi yang ditemukan Senin ini tempatnya berdampingan dan hanya berjarak sekitar satu meter dengan struktur bentuk yang berbeda.<br /><br />"Fondasi satunya berbentuk memanjang dengan batu andesit tertata rapi di bawah batu bata. Sedangkan struktur batu bata disebelahnya tertata rapi tanpa batu andesit di bawahnya," katanya.<br /><br />Amelia menjelaskan, penemuan terbaru ini penting sebab menunjang data penelitian sebelumnya yang pernah dilakukan pada 22-31 Juli 2009 dan satu rangkaian dengan penelitian pada 2002.<br /><br />Apakah fondasi tersebut merupakan tempat keraton Kerjaaan Singosari, rumah pejabat atau rumah penduduk biasa, masih belum dipastikan sebab belum ditemukan pintu masuk bangunan tersebut dan menghadap ke arah mana.<br /><br />"Kami akan ungkap lagi pada penggalian mendatang sambil menunggu analisa temuan hari ini," katanya.<br /><br />http://www.antarajatim.com/lihat/berita/45731/Fondasi-Bangunan-Zaman-Kerajaan-Singosari-Ditemukan-di-MalangUnknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2712484401921087177.post-80081282123055069192010-10-17T17:54:00.002+07:002010-10-17T17:56:44.755+07:00Sereal Bikinan IPB Juara di Amerika Serikat<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://image.tempointeraktif.com/?id=50640&width=490"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 490px; height: 296px;" src="http://image.tempointeraktif.com/?id=50640&width=490" border="0" alt="" /></a><br />Sereal bukanlah jenis makanan yang lazim dikonsumsi di Indonesia. Karena itu, tak banyak yang memproduksi makanan ini. Tapi sereal olahan empat mahasiswa Ilmu dan Teknologi Pangan Institut Pertanian Bogor ini berhasil menjuarai kompetisi produk pangan internasional, Institute of Food Technologists (IFT) Annual Meeting and Food Expo di Chicago, Illinois, Amerika Serikat, 17-20 Juli lalu.<br /><br />Keempat mahasiswa itu adalah Stefanus, Agus Danang Wibowo, Saffiera Karleena, dan Margaret Octavia. "Sereal kami dinilai lebih enak dan memiliki cita rasa lokal," kata Stefanus saat dihubungi Rabu lalu.<br /><br />Mereka menamakan serealnya Crantz Flakes. Bahan bakunya adalah singkong, kedelai, pisang, tepung beras, gula, dan garam. Menurut Stefanus, pembuatan Crantz tidak menggunakan air. Alasannya, Crantz dibuat dengan asumsi lokasi di Nusa Tenggara Timur. "Di sana jarang (terdapat) air bersih," katanya.<br />Provinsi ini dipilih lantaran juri mensyaratkan produk yang dilombakan bisa menjadi penyelesaian krisis pangan atau kekurangan gizi di daerah tertentu. "Angka gizi buruk Nusa Tenggara Timur tertinggi di Indonesia," kata Agus memberi alasan.<br /><br />Ide membuat Crantz berasal dari Stefanus dan Agus. Sebelum membuat Crantz, keduanya, bersama Yogi Karsono, mengikuti kompetisi produk pangan yang digelar Himpunan Mahasiswa Teknologi dan Industri Pertanian IPB pada Januari lalu. Mereka membuat sereal berbahan baku bekatul yang kaya serat. Tujuannya, "Membuat produk rendah kolesterol," ujar Agus melalui sambungan telepon Rabu lalu.<br /><br />Bersama tim Zuper T, juga dari IPB, dan Universitas Brawijaya, Malang, mereka dipilih juri sebagai tiga besar kategori peserta internasional. Selanjutnya pemenang diminta mempraktekkan produk mereka dan diuji di depan dewan juri. "Tahapan ini yang paling seru," kata Agus.<br /><br />Beruntung, tim Crantz memiliki Saffiera, yang gemar memasak, dan Stefanus, yang memahami banyak bahan pangan. Keunggulan ini bertambah sempurna dengan adanya Agus, yang jago menuliskan presentasi. Mereka ulet meramu bahan baku untuk mendapatkan komposisi yang oke.<br /><br />Kendala justru datang dari masalah teknis pemberangkatan. "Kami tidak punya ongkos," kata Agus. Hadiah dari IFT sebesar US$ 2.000 tidak cukup untuk tiket perjalanan empat orang. Selama dua pekan mereka berjibaku mendapatkan bantuan dana. Walhasil, mulai dari bank hingga dosen bersedia mensponsori.<br /><br />Sayangnya, justru Stefanus dan Agus tak bisa berangkat lantaran tidak mendapat visa. Akhirnya Saffiera dan Margaret yang berangkat. Saffiera tetap percaya diri. Ia yakin kemenangan diraih sejak timnya menyajikan Crantz di meja dewan juri.<br /><br />"Sereal kami ludes dimakan juri," ujar Saffiera. Kejadian ini membuat kedua perempuan itu makin percaya diri. "Setiap pertanyaan bisa kami jawab lancar," katanya. Mereka mendapatkan juara pertama dan membawa pulang hadiah US$ 3.500.<br /><br />Kendati tak menyaksikan langsung, Agus tetap bungah. Setidaknya ia menuai kesuksesan dari hobinya mencicipi makanan. Kesukaan pemuda 22 tahun ini pada bidang pangan berawal dari minatnya terhadap ilmu biologi sejak sekolah menengah atas. "Saya kerap mengikuti kompetisi biologi," ujarnya.<br /><br />Lulus sekolah, Agus diterima di IPB lewat seleksi bibit unggul. Jurusan pangan dipilihnya lantaran mengikuti nasihat ayah, Mochammad Sidik. Agus diminta memilih jurusan yang berhubungan dengan kebutuhan pokok manusia.<br /><br />Pilihan Agus tak salah. Selain kuliah, pemuda asal Semarang ini kerap mengikuti lomba. Tidak hanya soal pangan, beberapa lomba dengan tema manajemen perusahaan dia ikuti. "Belajar jadi pengusaha," katanya beralasan. Agus menilai semakin banyak kompetisi diikuti semakin bertambah ide dan kreativitas.<br /><br />Agus bukan tipe yang ingin terus bergantung pada orang tuanya. Ia ingin mengembangkan bisnis sendiri setelah lulus Juli lalu. Namun, sementara ini, ia memilih mencari kerja dulu. "Mengumpulkan modal dulu," ujarnya.<br /><br />Stefanus juga memutuskan menjadi karyawan. Pemuda kelahiran Jakarta, 6 November 22 tahun lalu, itu bekerja di perusahaan consumer goods yang kesohor di Jakarta setelah lulus kuliah Juli lalu. Stefanus dikenal ulet. Dia mampu meracik komposisi bahan baku yang pas sehingga produk olahan terasa lezat.<br /><br />Sudah lama Stefanus berminat terhadap pangan. "Saya suka berkreasi dalam membuat kue dan memasak," katanya. Hobi ini lahir karena Stefanus geram terhadap produk makanan bergizi tinggi tapi mahal. Menurut dia, makanan yang memiliki kandungan gizi bisa diolah dari bahan baku yang sederhana. "Jadi harganya bisa murah," katanya.<br />Stefanus juga menyoroti bahan baku yang tidak banyak diolah jadi makanan. Dia yakin bahan seperti sorghum, jawawut, hotong, singkong, dan jagung dapat diolah dengan rasa enak dan sehat. Menurut dia, dengan mengolah bahan tersebut, tidak akan ada persoalan kekurangan pangan dan gizi. "Tidak perlu tergantung dengan satu komoditas," katanya.<br /><br />AKBAR TRI KURNIAWAN<br /><br />DI BALIK KEMENANGAN<br />1. Stefanus<br />Kelahiran: Jakarta, 6 November 1988<br />Orang Tua: Thio Man Sin dan Ma Bie Thjung<br />Pendidikan:<br />l SMA Kristen Yusuf Jakarta<br />l Ilmu dan Teknologi Pangan IPB<br /><br />Penghargaan:<br />l Juara Pertama Food Innovation Competition 2009 Universitas Pelita Harapan<br />l Juara National Food Innovation Competition, Indonesian Food Expo 2009, IPB<br />l Juara National Product Design Competition Hi-Great 2010, Universitas Brawijaya, Malang<br />l Juara National Food Technology Competition Universitas Katolik Widya Mandala 2010<br />l Juara I 10th Institute of Food Technologists Annual Meeting and Food Expo, Chicago, Illinois, Amerika Serikat<br /><br />2. Agus Danang Wibowo<br />Kelahiran: Semarang, 14 Agustus 1988<br />Orang tua: Mochammad Sidik dan Endang Ekawati<br />Pendidikan:<br />l SMA 3 Semarang (2003-2006)<br />l Ilmu dan Teknologi Pangan IPB (2006-2010)<br /><br />Penghargaan<br />l Danone Trust<br />l Juara I IFT Annual Meeting and Food Expo, Chicago, AS<br /><br />3. Saffiera Karleena<br />Kelahiran: Bogor, 26 Juli 1988<br />Orang tua: Edi Santoso dan Grace Sri Mulyati<br />Pendidikan:<br />l SMA Regina Pacis Bogor (2003-2006)<br />l Ilmu dan Teknologi Pangan IPB 2006-sekarang<br /><br />4. Margaret Octavia<br />Kelahiran: Jakarta, 30 Oktober 1988<br />Orang tua: Aji Putrawan dan Tjen Nam Lin<br />Pendidikan:<br />l SMA Kristen Kanaan (2003-2006)<br />l Ilmu dan Teknologi Pangan IPB 2006-sekarang<br /><br />http://www.tempointeraktif.com/hg/iptek/2010/10/17/brk,20101017-285227,id.htmlUnknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2712484401921087177.post-9201048509207041842010-10-17T16:21:00.001+07:002010-10-17T16:24:41.764+07:00Sangiran Jadi Pusat Kajian Manusia Purba Asia<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://deni.blog.uns.ac.id/files/2010/04/2222380413_1f49d97153.jpg"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 500px; height: 333px;" src="http://deni.blog.uns.ac.id/files/2010/04/2222380413_1f49d97153.jpg" border="0" alt="" /></a>Kepala Balai Pelestarian Situs Manusia Purba Sangiran (BPSMPS), Harry Widianto mengatakan, Situs Sangiran akan menjadi pusat kajian evolusi manusia dan kajian manusia purba terbesar di Asia.<br /><br />Saat ini, BPSMPS terus mengembangkan Museum Sangiran yang terletak di Desa Krikilan, Kalijambe, Sragen. Museum ini dilengkapi dengan Pengembangan meliputi penyempurnaan ruang museum yang representatif, laboratorium, ruang audio visual, ruang animasi, ruang seminar, home stay untuk peneliti, gardu pandang, pusat penjualan sovenir, serta perkantoran balai pelestarian. "Pembangunan pengembangan ini akan selesai Oktober 2011. Rencananya diresmikan Presiden," kata Harry, Ahad (17/10).<br /><br />Di museum ini, kata Harry, pengunjung akan memperoleh informasi proses evolusi manusia dan peradaban manusia purba sampai manusia modern secara utuh. "Tidak hanya melihat fosil, tapi juga melihat perkembangan manusia purba melalui audio visual dan animasi". ujarnya.<br /><br />Dari gardu pandang, pengunjung akan melihat hamparan kawasan situs Sangiran seluas 56 kilometer persegi yang terdiri dari 22 desa yang terbagi dalam empat kecamatan dan dua kabupaten, yakni Sragen dan Karanganyar.<br /><br />Saat ini, pengembangan Situs Sangiran masih terkonsentrasi di klaster Krikilan tempat museum. Namun pengembangan serupa akan dilakukan di klaster Ngebung, Bukuran, dan Dayu. "Rencana detil pengembangan tiga kluster yang lain sudah jadi," tambah Harry yang kini merupakan satu-satunya pakar manusia purba di Indonesia.<br /><br />Dijadikannya Sangiran sebagai pusat kajian manusia purba dan kajian evolusi manusia terbesar di Asia karena di situs ini ditemukan fosil peninggalan manusia purba dari 2,4 juta tahun silam. Tak hanya fosil manusia, tapi juga fosil berbagai binatang, alat produksi yang digunakan dan sebagainya. Hal ini berbeda dengan situs-situs manusi purba di Cina seperti Zhudian, Yuanmo dan Longhupa yang hanya menyajikan peninggalan purba kurang dari dua juta tahun.<br /><br />Terpisah, Kepala Bidang Sejarah dan Purbakala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jawa Tengah, Suhardi, mengatakan, pengembangan Situs Sangiran sebagai wisata sejarah dan arkelologi juga masuk dalam rencana pembangunan daerah jangka menengah Provinsi Jawa Tengah. "Kami akan meningkatkan kunjungan wisatawan ke Sangiran bukanhanya pada pelajar dan peneliti, namun juga masyarakat umum," ujarnya. "Sangiran adalah potensi besar bagi dunia pariwisata".<br /><br />http://www.tempointeraktif.com/hg/kesra/2010/10/17/brk,20101017-285292,id.htmlUnknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2712484401921087177.post-63097111606924292672010-10-17T06:35:00.001+07:002010-10-17T06:38:57.551+07:00Siapa Bilang Indonesia Tak Bisa?<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://i.okezone.com/content/2010/10/10/283/380952/lISnfPGIiZ.jpg"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 300px; height: 225px;" src="http://i.okezone.com/content/2010/10/10/283/380952/lISnfPGIiZ.jpg" border="0" alt="" /></a>TIDAK diragukan, jika industri pertahanan dalam negeri bisa bangkit dan mencapai kemandirian, akan banyak manfaat yang didapat. Indonesia tidak hanya mendapatkan pengakuan atas kekuatan pertahanan dalam konteks hubungan internasional.<br /><br />Secara ekonomi, Indonesia akan mampu menumbuhkan industri di dalam negeri. Dengan memproduksi sendiri alutsista, biaya yang dikeluarkan jauh lebih efisien ketimbang membeli. Indonesia tidak akan lagi tergantung dengan pasokan suku cadang alutsista dari negara produsen dan tidak perlu menghabiskan banyak devisa untuk mengimpor alutsista dan suku cadangnya. Apalagi pengalaman yang selama ini terjadi, negara produsen alutsista sering memberlakukan sistem yang merepotkan negara-negara pembeli. Terlebih, jika negara pembeli terkena embargo. Karena itu, memiliki industri pertahanan sendiri akan berdampak pada pemenuhan sistem pertahanan yang lebih efisien dan efektif. Dalam hal daya saing di bidang pertahanan, banyak pihak prihatin.<br /><br />Maklum alutsista Indonesia dapat dikata lebih uzur dibanding milik negara tetangga, seperti Malaysia. Geografis Indonesia yang merupakan negara kepulauan, sudah selayaknya mendapat dukungan alutsista yang mumpuni. Tetapi apa lacur, selama ini pemenuhan postur pertahanan dengan sistem alutsista yang memadai masih jauh dari harapan. Ibaratnya, asap jauh dari api. Masalah pendanaan disebut-sebut sebagai faktor utama pemenuhan alutsista Indonesia tertinggal dibanding negara lain.<br /><br />Pengamat militer Universitas Indonesia (UI) Andi Widjajanto menegaskan, Indonesia sebenarnya memiliki potensi besar untuk bisa menjadi salah satu negara produsen industri pertahanan paling utama di dunia.<br /><br />Selain karena pasarnya sudah besar, potensi bangkitnya industri pertahanan lokal sebenarnya sudah tampak jauh-jauh hari. Hanya, terpaan krisis tahun 1998 mengharuskan industri pertahanan dalam negeri yang sedang dirintis langsung kolaps. ”Penelitian dari Inggris menyatakan bahwa Indonesia merupakan satu dari tujuh negara besar di dunia yang diprediksi bakal menguasai industri pertahanan dunia,” ujarnya. Prediksi ini menurut Andi, sebagaimana diestimasikan oleh pakar pertahanan kesohor Richard A Bitzinger, ada tujuh negara yang bakal menguasai industri pertahanan di masa mendatang.<br /><br />Ketujuh negara itu adalah Amerika Serikat (AS), Rusia, China, Eropa Barat, Brasil, India, dan Indonesia. Selain itu, ketujuh negara tersebut yang diperkirakan akan memiliki pertahanan yang terkuat di antara negara-negara di dunia. ”Artinya, kita sebenarnya memiliki kemampuan tidak hanya untuk mandiri dalam bidang pertahanan namun juga disejajarkan dengan negara-negara lain yang memiliki pertahanan terkuat di dunia,” paparnya. Mencontoh keberhasilan Brasil dan India, yang kini industri pertahanannya mulai maju, Andi mengatakan, kuncinya ternyata terletak pada transfer dan alih teknologi. Sehingga, teknologi pertahanan tidak melulu hanya dikuasai AS dan Rusia yang memang sudah mapan dalam bidang pertahanan.<br /><br />Beragam strategi alih teknologi bisa dilakukan, apalagi mengingat angka impor alutsista Indonesia tidak sedikit sehingga bisa bernegosiasi dengan negara produsen untuk melakukan produksi bersama. ”Seperti Indonesia yang ingin membeli pesawat tempur dari Brasil sebanyak 172 unit, itu bisa minta diproduksi bersama dan dilakukan di Indonesia. Demikian juga dengan Korea Selatan. Mereka pasti bersedia melakukannya,” ujar Andi.<br /><br />Pola alih teknologi semacam ini sudah dimulai Kementerian Pertahanan (Kemhan), seperti melalui rencana produksi bersama kapal selam dengan Korea Selatan. Kolaborasi- kolaborasi untuk memproduksi alutsista inilah yang akan menjadi sarana efektif alih teknologi. ”Bahkan, jika perlu kita harus mencuri teknologi. Dan ini sukses dilakukan PT Pindad yang kini bisa memproduksi panser Anoa, yang awalnya beli panser dari Eropa terus dipretelin dan dipelajari. Jadi, ini namanya rekayasa terbalik,” ungkapnya.<br /><br />Bagaimanapun harus diakui, masih banyak alutsista bagi pertahanan Indonesia yang harus diadakan.<br /><br />Di antaranya, alutsista yang memiliki efek gentar tinggi seperti pesawat tempur untuk angkatan udara, kapal selam untuk angkatan laut, serta angkatan darat dengan panser atau tank berteknologi canggih. Juru Bicara Kemhan Brigadir Jenderal I Wayan Midhio menegaskan bahwa pengadaan alutsista tidaklah memiliki tujuan untuk bersaing dengan negara-negara lain, kecuali murni demi urusan kepentingan pertahanan nasional. ”Kita harus mematuhi hukum internasional yakni ikut menjaga perdamaian dunia sehingga kita tidak merasa bersaing dengan alutsista milik negara lain,” ujarnya. Selain itu, kata dia, kebutuhan alutsista juga bertujuan untuk menjaga kedaulatan dan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).<br /><br />Dengan memproduksi alutsista sendiri, Indonesia akan memiliki daya tangkal yang tinggi. Kemudian, manfaat lain adalah bagaimana untuk mewujudkan kesejahteraan melalui tumbuh kembangnya industri pertahanan. Jika industri pertahanan bisa hidup dan berkembang, tidak hanya akan menyerap tenaga kerja lokal dan meningkatkan skill para ahli di dalam negeri, namun juga meningkatkan kesejahteraan para anggota TNI dan masyarakat umum. Tentu saja, syaratnya tidak hanya industri manufaktur seperti PT Pindad, PT DI, atau industri strategis lain yang digenjot, tetapi juga industri pendukung yang memproduksi bahan baku. Sehingga, seluruh suku cadang dan bahan baku bisa diproduksi sendiri.<br /><br />Dengan begitu, Indonesia tidak perlu lagi impor untuk produk tersebut. ”Selama ini melakukan pengadaan selalu lebih cenderung ke Eropa, kini tidak lagi mesti demikian. Melalui sinergi semua lembaga kita bisa mewujudkan industri pertahanan yang mandiri,” ungkapnya. Buktinya, hingga saat ini sudah ada beberapa item produk alutsista milik Indonesia yang mulai diminati negara lain. Jika bisa semakin dikembangkan dan dikelola dengan baik, Indonesia akan menjadi salah satu negara produsen alutsista yang diakui dunia.<br /><br />suar.okezone.Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2712484401921087177.post-54223121852979700102010-10-17T06:13:00.001+07:002010-10-17T06:14:59.895+07:00Bahasa Indonesia, Bahasa Kedua di Madinah<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://i.okezone.com/content/2010/10/17/398/383279/aVr1m7ebaD.jpg"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 600px; height: 300px;" src="http://i.okezone.com/content/2010/10/17/398/383279/aVr1m7ebaD.jpg" border="0" alt="" /></a><br />MADINAH - Hubungan Indonesia dengan bangsa Arab memang sudah terjadi sejak beratus-ratus tahun yang lalu. Di mulai dari masa wali hingga kini sejumlah pedagang Arab pun banyak bertransaksi di Indonesia. Karena itu, tak heran jika melihat banyak warga Arab yang pandai berbahasa Indonesia.<br /><br />Saat ditemui okezone di Jalan Malik Fahd. Madinah, seorang penjaja makanan khas arab seperti kebab, nasi Bukhori atau roti cane pun menawarkan jasanya dengan bergaya bahasa Indonesia. "Mau makan...ayo martabak, bakso semua ada," kata pria tersebut ketika melihat okezone yang mengenakan seragam petugas berbendera merah putih.<br /><br />Okezone pun penasaran dengan pria tersebut, darimana dia bisa berbahasa Indonesia. Pria berperawakan tinggi itu mengaku karena dirinya sering berinteraksi dengan warga negara Indonesia baik dalam musim haji ataupun ketika bertemu di jalan. Memang, cukup banyak mukimin asal Indonesia yang tinggal di Makkah dan Madinah.<br /><br />Tak hanya soal berdagang, bahasa Indonesia juga digunakan di sejumlah tempat umum seperti masjid, toko-toko suvenir, maupun kawasan komersial lainnya. Hanya melihat wajah melayu, orang-orang akan menggunakan jasa penerjemah. Terutama untuk hal-hal yang sifatnya take and give, seperti transaksi jual beli. Anda cukup menunjuk suatu barang dan para penjual akan otomatis menyebutkan nama dan harganya. Tentu saja dalam bahasa Indonesia.Para pedagang bahkan lebih suka menyapa para peziarah asal Thaland dengan bahasa Indonesia.<br /><br />"Sama saja. Orang Thailand Selatan adalah orang Melayu sepeti Indonesia, Malaysia dan Singapura atau Brunei," kata seorang pedagang asal Bangladesh.<br /><br />Di tempat-tempat peziarahan besar, seperti Makam para Syuhada Uhud, di kaki Gunung Uhud dan Makam Baqi'juga terdapat berbagai papan pengumuman dengan berbagai bahasa dunia. Pada kedua makam ini bahasa Indonesia tampak sekali menempati posisi nomer satu, tentu saja setelah bahasa Arab sebagai bahasa resmi negara.Di gerbang makam Baqi, terdapat enam papan pengumuman besar tentang adab ziarah kubur. Secara berurutan dari kanan ke kiri papan ini terdiri dari pengumuman berbahasa Arab, Indonesia, Persia, Turki, Urdu dan Inggris.<br /><br />Sementara di makam para syuhada Uhud, terdapat tambahan dua bahasa lagi, yakni bahasa Perancis dan India. Di pemakaman, hanya ada satu bahasa Melayu yang tentu saja lebih mendekati bahasa Indonesia dibanding bahasa serumpun mana pun. Di pengumuman melalui pengeras suara, papan nama dan informasi publik, bahasa Indonesia lebih digunakan daripada bahasa Melayu mana pun. Jadi, wajar kalau kita bangga berbahasa Indonesia bukan?<br /><br />okezoneUnknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2712484401921087177.post-44540723719243554652010-10-14T11:53:00.001+07:002010-10-14T11:55:41.353+07:00Panglima Perang Itu Bernama RRI<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://3.bp.blogspot.com/_GC0A11YVFbI/TEhj_jQueII/AAAAAAAAARo/B2qzjFp5jKc/s320/Logo_RRI_News_1.jpg"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 320px; height: 240px;" src="http://3.bp.blogspot.com/_GC0A11YVFbI/TEhj_jQueII/AAAAAAAAARo/B2qzjFp5jKc/s320/Logo_RRI_News_1.jpg" border="0" alt="" /></a>Lembaga Penyiaran Publik Radio Republik Indonesia (LPP RRI) memenuhi janjinya pada 2010 dapat memulai siaran radio dari wilayah perbatasan Republik Indonesia-Timor Leste ketika tanggal 16 September 2010, saat Parni Hadi selaku Direktur Utama (Dirut)-nya meresmikan operasional Stasiun LPP RRI Atambua, Nusa Tenggara Timur (NTT).<br /><br />Parni Hadi saat itu didampingi Komandan Resor Militer (Danrem) 461/Wirasakti, Kolonel Inf. I Dewa Ketut Siangan, Bupati Belu, Drs. Joachim Lopez, dan Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Belu, Simon Guido Sera, yang meletakkan batu pertama gedung studio produksi dan sekaligus meresmikan operasional LPP RRI di Kecamatan Atambua, Kabupaten Belu, NTT.<br /><br />Hal tersebut menandai peran terdepan siaran RRI di wilayah yang berbatasan dengan negara tetangga Timor Leste. Saat ini LPP RRI memiliki 14 studio produksi di kawasan perbatasan negara tetangga, yaitu di Skow, Oksibil, Boven Digul, Kaimana, Entikong, Malinau, Nunukan, Longbagan, Putusibau, Batam, Sabang, Sampang, Takengon dan Atambua. Bahkan Studio Produksi LPP RRI di Tahuna, Sangir Talaud, statusnya telah naik status menjadi stasiun/studio penyiaran.<br /><br />Pada pengoperasian Studio Produksi LPP RRI Atambua itu ditandai dengan siaran khusus dan dialog dalam program “Indonesia Menyapa dari Atambua”, dan Joachim Lopez bicara soal isolasi informasi di daerahnya. Adapun Kolonel I Ketut Dewa Siangan mengemukakan manfaat siaran radio bagi pasukan yang bertugas di perbatasan sepanjang 268 kilometer dari sektor barat ke timur. Sedangkan, Parni Hadi menegaskan tentang “Sabuk Pengaman Informasi”, dan peran LPP RRI di daerah perbatasan NTT dengan Timor Leste.<br /><br />Konsep dan Program “Sabuk Pengaman Informasi” awalnya diluncurkan Parni Hadi pada peringatan Hari Radio 2006 dalam bingkai tema “Menjaga Integritas Bangsa”. Ini merupakan suatu konsep dan program yang makin tinggi relevansinya dan terus bergulir maju, khususnya saat ini dengan telah dimilikinya 14 studio produksi plus sebuah stasiun penyiaran di kawasan perbatasan.<br /><br />Seorang Parni Hadi dapat dikatakan sebagai komunikator ulung sejalan dengan karir jurnalistiknya dari Kantor Berita ANTARA pada 1973, dan pernah membidani harian umum Republika. Ia bisa jadi tidak sempat berkomunikasi dengan Benjamin Palmer, yang pada awal tahun 1900-an dicatat oleh Joseph R. Dominick (pada 1999) mendirikan Palmer College of Chiropractic di Davenport, Iowa, Amerika Serikat (AS), yang kemudian mendirikan perusahaan siaran radio WHO dalam wadah perusahaan milik keluarga dengan bendera Palmer Communication pada 1930-an.<br /><br />Konsep dan program siaran “Sabuk Pengaman Informasi” RRI yang digagas Parni Hadi mirip dengan program siaran “The Corn Belt Hour” (Jam Siaran Sabuk Belulang) radio WHO yang memperoleh penghargaan nasional AS pada 1939.<br /><br />Dengan konsep dan program siaran “Sabuk Pengaman Informasi” ini RRI telah menempatkan di barisan terdepan (forefront) dalam memberikan pelayanan siaran dan informasi di daerah perbatasan dan daerah-daerah terpencil yang tidak tersentuh oleh terpaan media massa lainnya.<br /><br />Program siaran “Sabuk Pengaman Informasi” didesain untuk siaran radio di kawasan perbatasan, sehingga sangat relevan dengan fenomena “Perang Informasi”. Oleh karena program siaran ini bertujuan sebagai pelayanan siaran dan informasi di daerah-daerah terpencil, maka konsep dan programnya sangat signifikan bagi program perang melawan pemiskinan-kemiskinan informasi dan isolasi informasi. <br /><br />“Sabuk Pengaman Informasi” adalah siaran khusus RRI yang berada di daerah perbatasan. Siarannya dibuat dengan muatan dan misi khusus, antara lain dipancarkan dari Batam yang berbatasan dengan Singapura, dan dari perbatasan Entikong di Kalimantan Barat (Kalbar) yang berbatasan dengan wilayah Malaysia.<br /><br />Perang informasi pada lingkup TNI pertama kali diungkap oleh Jenderal TNI R. Hartono semasa ia menjadi Kepala Staf Tentara Nasional Angkatan Darat (Kasad) era Orde Baru. Kemudian Jenderal TNI Tyasno Sudarto semasa menjadi Kasad memulai rencana sosialisasi, pentahapan dan program perang informasi secara lebih rinci, tapi terbatas. Kemudian, Brigjen TNI Hotma Panjaitan semasa menjabat sebagai Kepala Dinas Penerangan TNI AD juga menyiapkan kerangka program awal rintisan perang informasi.<br /><br />Jika dirunut ke belakang lagi, periode 1980 - 1990-an TNI telah mengidentifikasi dan menaruh perhatian besar terhadap perang informasi. Itu semasa Jenderal TNI Try Sutrisno menjabat sebagai Panglima Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI), yang kemudian kembali alih nama TNI. Ia kala itu menugasi beberapa perwira dan tenaga ahli sipil untuk mengkhususkan perhatian pada hal-hal yang menyangkut perang masa depan, termasuk perang informasi dan anti-terorisme.<br /><br />Dalam program pendidikan regional dan sekolah staf fungsional (Dikreg/Sesfung) TNI Angkatan Laut (AL) pada 2001, dan kursus kepala penerangan di sekolah staf komando TNI AD (Suskapen-Seskoad) 2005, serta kursus atase pertahanan Badan Intelijen Strategis (Sus Athan Bais) TNI 2006 ada beberapa hal yang menyangkut perang iInformasi juga dibahas.<br /><br />Perang informasi yang dikembangkan, antara lain konsep, program dan kasus-kasus mendasar dan pembahasan di lembaga pendidikan tersebut. Hanya saja, sayangnya, program tersebut tidak ditingkatkan dan berlanjut. Selain itu pergantian pucuk pimpinan TNI yang berlangsung secara periodik menyebabkan beberapa masalah tertentu, termasuk perang informasi, belum sempat tertangani secara konsisten dan tuntas, serta cenderung terabaikan.<br /><br />Bagaimana pun masyarakat umum sempat tercengang ketika seorang Menteri Penerangan (Menpen) yang mantan Kasad ABRI, Jenderal TNI R. Hartono, tiba-tiba menyebut istilah perang informasi hanya beberapa hari setelah dilantik dalam posisinya itu. Fenomena ini membuktikan bahwa sebenarnya para petinggi atau fungsionaris TNI memahami benar arti informasi dan komunikasi secara luas berikut penerapannya dalam konteks militer. Mengapa seorang Hartono mengatakan hal itu tidak pada saat dirinya menjabat Kasad ABRI? <br /><br />Mengapa pula kini justru LPP RRI yang berada di garis terdepan dalam soal perang informasi? Mengapa bukan TNI? Mengapa juga bukan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemeninfo)? Apakah perang informasi merupakan domain TNI atau kewenangan dan tanggungjawab Kementerian Kominfo? Apa pun jawabannya, LPP RRI telah memiliki siaran yang telah mengudara di kawasan perbatasan dan daerah terpencil serta terluar Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).<br /><br />Ambil contoh, siaran LPP RRI di Batam sudah di arah dan dapat didengar oleh Tenaga Kerja Indonesia (TKI), termasuk Tenaga Kerja Wanita (TKW) yang berada di Singapura hingga Johor Baru. Siaran RRI Batam yang mengudara menggunakan bahasa Inggris dan Mandarin, ternyata mampu menjangkau selera pendengar radio di Singapura dan Johor Baru.<br /><br />Bahkan, pemerintah negeri seberang di mana siaran LPP RRI bisa ditangkap kini mulai “terusik” manakala RRI, yang "Sekali di Udara, Tetap di Udara", secara berkesinambungan berbahasa Melayu, Inggris dan Mandarin. Begitu juga dengan siaran perbatasan RRI dalam bahasa Inggris di Papua dan Tahuna, Sulawesi Utara (Sulut), telah mampu menjangkau pendengarnya di seberang hingga Fipilina Selatan dan Papua.<br /><br />Untuk siaran di perbatasan Skow dan Oksibil, Papua, RRI bekerjasama dengan anggota TNI AD yang dilatih untuk menjadi penyiar. Upaya RRI menggandeng TNI AD merupakan upaya yang tepat dan signifikan.<br /><br />Mengapa seakan Parni Hadi ingin mengingatkan bahwa ada masalah mendasar dan fenomena yang belum tertangani/ditangani oleh TNI AD perlu mulai diprogram bersama, yaitu siaran di kawasan perbatasan dan lebih lagi siaran khusus bagi daerah terpencil dan daerah terluar yang belum terjangkau pelayanan media massa nasional lainnya.<br /><br />Dirut LPP RRI bahkan mengundang Kasad untuk menghadiri peresmian operasional studio produksi RRI di Atambua, Kabupaten Belu NTT, yang berbatasan langsung dengan Timor Leste, negeri muda yang pernah berintegrasi dengan NKRI pada 1976 hingga memutuskan berpisah pada 1999. Namun, Kasad mendadak ada penugasan lain, sehingga menugasi meminta Danrem Wirasakti di Kupang untuk menghadiri.<br /><br />Keterlibatan TNI AD dalam siaran studio produksi LPP RRI Atambua di kawasan perbatasan NTT dengan Timor Leste juga mengekspresikan sampai sejauh mana pimpinan TNI AD mengapresiasi dan memiliki persepsi terhadap siaran RRI di kawasan itu, termasuk perang informasi. <br /><br />Oleh karena itu, seorang Parni Hadi tidak mengherankan dalam siaran khusus Indonesia "Menyapa dari Atambua" pada 16 September 2010 mengatakan: “Siaran RRI di kawasan perbatasan, seperti NTT dengan Timor Leste ini penting dan amat strategis, serta vital apakah dalam konteks menghapuskan kemiskinan dan isolasi informasi, tetapi juga ditujukan kepada penduduk negeri tetangga Timor Leste yang hampir 100 persen berbahasa Indonesia. Dalam program siaran khusus kawasan perbatasan RRI-lah yang menjadi panglima perang informasi."<br /><br />Siaran khusus RRI di kawasan perbatasan Atambua tersebut bagi para angkasawan dan angkasawati LPP RRI merupakan satu bukti pengabdian dan kontribusinya dalam konteks perang informasi, yang mestinya juga direspon secara proporsional oleh pimpinan TNI, khususnya TNI AD sebagai program yang perlu ditata, direncanakan, secara sistematis, terpadu, komprehensif dan terukur.<br /><br />Apa yang diungkap Parni Hadi semestinya memacu pimpinan TNI untuk bersama-sama jajaran RRI membuat program siaran khusus di kawasan perbatasan, daerah terpencil dan terluar dalam bingkai perang informasi untuk membela dan mempertahankan semua jengkal kedaulatan wilayah NKRI.<br /><br />Vincent Mosco pada 1993 mencatat Perang Teluk Persia bagaimana pun menunjukkan kepada dunia bahwa selain penguasaan tehnologi militer dan intelijen, maka mau tidak mau mereka yang terlibat dalam perang, khususnya perang Informasi, harus memiliki atau menguasai teknologi komunikasi sekaligus harus mampu menguasai, mengendalikan dan mengatur arus pemberitaan internasional. <br /><br />Sementara itu, James Adams, Chief Executive Officer (CEO)-nya kantor berita United Press International (UPI) pada 1998 menulis bahwa salah satu bentuk Perang Dunia yang berikut (The Next World War) adalah perang informasi, perang terhadap kejahatan tergorganisir, perang terhadap terorisme dan konflik antar-etnis.<br /><br />Bukan berlebihan kalau dikatakan RRI menjadi Panglima Perang Informasi, karena lembaga itu bukan hanya berdiri di garis terdepan, tetapi telah terbukti terlibat dalam propaganda dan perang urat-syaraf mulai dari siaran menggelorakan Arek-arek Surabaya ketika Inggris mendompleng Belanda masuk Indonesia.<br /><br />RRI pula yang menggemakan pekik kemerdekaan dalam peristiwa "Bandung Lautan Api", melakukan siaran media radio bawah tanah (clandestine radio) di bumi Irian semasa Pepera, termasuk juga operasi siaran propaganda anti-komunis pasca-Gerakan 30 September/Partai Komunis Indonesia (G30S/PKI) pada 1965.<br /><br />*) Petrus Suryadi Sutrisno (piets2suryadi@yahoo.com) adalah Direktur Eksekutif Lembaga Kajian Informasi, dan Pengajar Lembaga Pers Dr. Soetomo (LPDS).<br /><br />sumber kompasUnknownnoreply@blogger.com0