05 Januari 2010

Katat dan Pasuk Dayak Tembus Pasar Eropa

Kerajinan tangan khas Suku Dayak dari anyaman rotan dan manik-manik yang dibuat oleh pengrajin asal Samarinda, Kalimantan Timur (Kaltim), Theodora Hangin Bang Donggo, berhasil menembus pasar Eropa.

“Kerajinan tangan yang dibuat dari anyaman rotan yang dipadu manik-manik, sangat diminati orang Eropa,” kata Theodora, Senin (4/1/2010).

Peraih penghargaan Upakarti dari Presiden RI pada 28 Deseber 2009 lalu itu mengaku, beberapa negara yang menjadi tujuan pemasaran kerajinan tangan produksi CV Matan (Manik-manik-Rotan) yang dipimpinnya itu antara lain Jerman dan Australia.

“Bahkan, banyak ekspatriat dari Jerman dan Australia menjadikan produk kami sebagai cindera mata ketika pulang ke negaranya. Biasanya,kerajinan tangan rotan dan manik-manik itu dijadikan sebagai pembungkus toples mereka,” ungkap Theodora.

Kerajinan rotan dan manik-manik yang paling diminati yakni katat (tempat menyimpan barang berharga) dan pasuk (keranjang). “Setiap mengikuti pameran di negara Eropa, Pasuk dan Katat yang paling banyak diminati,” katanya.

Usaha kerajinan tangan yang dirintisnya sejak 1990-an itu telah berhasil membina puluhan pengrajin di Kabupaten Kutai barat dan Kota Samarinda.

Berkat inovasi dan kreatifitasnya memadukan rotan dan manik-manik menjadi katat Theodora meraih penghargaan Seal of Exellence dari UNESCO pada 2007 silam.

Bahkan, hasil karyanya juga mendapat penghargaan dari Aburizal Bakrie pada Pekan Produk Budaya Indonesia sebagai anyaman rotan terbaik di Indonesia.

“Hasil rajutan katat dianggap sebagai hasil karya tradisional yang unik, inovatif serta menggunakan bahan baku dari alam sehingga mendapat penghargaan dari UNESCO,” ujar Theodora.

Hingga saat ini, usaha kerajinan rotan dan manik-manik yang dikelola Theodora telah membina 15 kelompok pengrajin rotan di Kutai Barat dan lima kelompok pengrajin manik-manik di Kota Samarinda.

“Kami memadukan pengrajin rotan yang ada diKutai Barat dengan pengrajin manik-manik di Samarinda. Jadi, anyaman rotan dari pedalaman Kaltim itu dipadu dengan manik-anik buatan pengrajin di Samarinda,” jelasnya.

“Itulah yang membedakan kerajinan tangan buatan kami dengan kerajinan tangan lainnya. Kami mencoba memanfaatkan sumber daya alam yang melimpah di pedalaman Kaltim dengan keahlian masyarakatnya yang umumnya pandai menganyam dan kerajianan khas manik-manik khas Samarinda,” papar Theodora.

ant


sumber surya co.id

Tidak ada komentar: