07 Desember 2009

Malam Budaya Sumut Pesona Penonton di Belanda

Gedung pertunjukan Museon di Den Haag, Belanda (Minggu malam, 29/11/2009) dipadati pengunjung, yang menyaksikan kepiawaian para penari dan penyanyi Sumatera Utara memperagakan kebudayaan Sumut dalam acara yang bertajuk “North Sumatera Cultural Night”.

Pertunjukan yang dikemas secara apik dengan menampilkan keanekaragaman budaya dan etnis ini adalah sebuah kolaborasi yang sangat baik antara KBRI Den Haag dengan Pemrov Sumut. Demikian diutarakan Firdaus Dahlan, Koordinator Fungsi Pensosbud, Minister Counsellor KBRI Den Haag dalam rilisnya yang diterima Rakyat Merdeka Online (Rabu, 2/12).

Malam Budaya Sumatra Utara yang dibuka secara resmi oleh Dubes Junus Effendi Habibie itu berhasil memesona para penonton dalam durasi pertunjukan, yang berlangsung dua jam lebih. Beberapa tari pilihan yang ditampilkan, diantaranya; tari Faluya dari Nias, tari Sawan dan Sigale-gale dari Toba, Tari Uis dari Karo, tari Haro-haro dari Simalungun, tari Saramadatu, tari Zapin mahligai, dan ditutup dengan lagu Medley yang mengundang pengunjung ikut berjoget bersama para penari.

Dalam sambutan singkatnya, Dubes Habibie menyampaikan dukungannya terhadap promosi Sumut di Belanda. Dengan destinasi wisata yang beragam dan menarik, Dubes Habibie berkeyakinan Sumut memiliki peluang besar untuk meningkatkan wisman Belanda berkunjung ke Sumut dalam tahun mendatang. Namun demikian diingatkan bahwa promosi wisata perlu dikemas secara baik dan dilakukan secara berkelanjutan, terfokus serta terintegrasi dengan bidang-bidang terkait lainnya.

Selain menyuguhkan keindahan seni budaya, kesempatan tersebut juga dimanfaatkan Dubes Fanny Habibie sebagai “charity event” mengumpulkan dana bagi korban gempa bumi di Sumatera Barat. Kepedulian masyarakat Belanda kepada korban bencana alam di Indonesia selama ini memang tergolong tinggi, seperti: korban Tsunami di Aceh, Gempa Yogya, dan lain-lain. Dalam kesempatan tersebut, Dubes Habibie yang baru saja berkunjung ke Sumbar mengungkapkan rencananya untuk membangun fasilitas “Sekolah Persahabatan Indonesia – Belanda” yang dimaksudkan nantinya akan menjadi simbol persahabatan dan memperkuat ikatan emosi antara masyarakat Indonesia dan Belanda.

sumber rakyatmerdeka

Tidak ada komentar: