07 Oktober 2009

Medali Emas Olimpiade Astronomi

Pemilik nama lengkap Lorenz Van Gugelberg Da Silva kembali meraih emas dalam kompetisi IOAA (International Olympiad on Astronomy and Astrophysics) 2008 di Bandung, Indonesia. Medali yang sama juga diraih Lorenz pada IOAA 2007 di Chiang Mai, Thailand . "Ini adalah emas istimewa buat saya, karena kesempatan terakhir bisa berkompetisi dalam olimpiade sains," kata lulusan SMAS Semestas Semarang itu. Pemuda asal NTT kelahiran Sukoharjo ini, tengah konsentrasi menyelesaikan kuliahnya di Jurusan Elektro, Institut Teknologi Bandung (ITB). "Meski masuk jurusan elektro, tapi saya tetap akan menekuni astronomi, karena salah satu ilmu yang saya senangi," kata Lorenz lagi.

Juara olimpiade astronomi internasional, Paling suka kerjakan observasi

Memperoleh medali emas dalam olimpiade astronomi tingkat internasional, tidak pernah dibayangkan oleh Lorenz Van Gugelberg Da Silva sebelumnya. Siswa kelas III IPA SMA Semesta Semarang ini, awalnya hanya coba-coba bergelut di bidang ilmu yang mempelajari tentang perbintangan tersebut.

Bungsu dari dua bersaudara, anak pasangan John Da Silva (alm) dan Sumarni, warga RT 2/II Grogol, Sukoharjo, tersebut mengaku, dirinya pertama kali bertemu ilmu astronomi pada awal tahun 2006 lalu.

’’Awalnya saya ditawari sekolah untuk ikut lomba. Disuruh memilih sendiri. Karena bidang lain seperti matematika, fisika, kimia, dan biologi, sudah banyak yang ikut, saya pilih astronomi yang tidak banyak pesertanya,” kenang dia.

Lorenz mengawali perkenalannya secara mendalam terhadap ilmu astronomi dengan mengikuti pelatihan yang digelar Dinas P dan K Jateng di Lembaga Peningkatan Mutu Pendidikan (LPMP) Srondol Semarang. ’’Saat itu saya niatnya coba-coba, tidak tahunya saat OSN (Olimpiade Sains Nasional), tersaring di tingkat Kota, Provinsi, dan akhirnya ke tingkat nasional,” terangnya.

Atas prestasinya menyabet emas pada OSN Tingkat Nasional bulan September 2006, dia pun melenggang ikut dalam kompetisi tingkat Asia Pasifik, di Rusia pada Desember 2006. Saat itu ia dapat perunggu. Dan atas prestasi di OSN tingkat nasional pula, 30/11-8/12 lalu dirinya berkompetisi di ajang serupa tingkat internasional di Thailand.

Semangat

Berhadapan dengan 89 orang dari 21 negara di dunia, memang sempat membuat dirinya keder. Tapi hal itu tidak mengurangi semangat Lorenz untuk mengeluarkan kemampuan terbaik dan membawa nama harum Indonesia. Adapun materi yang diujikan dalam lomba, yakni observasi, practical, soal jawaban singkat, dan soal uraian.

Baginya, yang paling mudah dan menyenangkan adalah soal observasi. Soal berupa pengamatan terhadap bintang di langit dengan teropong tersebut, diikuti dengan mencari terang bintang, dan menggambar galaksinya. ’’Kalau soal uraian saya tidak terlalu suka karena pertanyaannya banyak yang membingungkan,” ujarnya sambil tertawa.

Remaja yang pada masa SMP-nya pernah memenangi olimpiade matematika tingkat nasional ini menuturkan, pelatihan dan seleksi yang berlangsung di Bandung total hampir 2,5 bulan, cukup menyita waktunya. ’’Padahal saya kan sudah kelas III SMA, sebenarnya takut juga kalau tidak bisa persiapan untuk Ujian Nasional (UN),” terangnya lugu.

Astronomi sendiri merupakan ilmu yang cukup rumit karena keterkaitannya dengan berbagai bidang seperti matematika, fisika, kimia, dan geografi, serta mengandung banyak hafalan.

Kepala SMA Semesta, Moh Haris SE, mengatakan, perolehan emas di olimpiade tingkat internasional, sudah didapatkan sekolahnya dua kali. ’’Sebelumnya anak kami ada yang pernah dapat emas dalam olimpiade lingkungan hidup tingkat internasional di Innepo,” terangnya.

Sumber : Wawasan, 14 Desember 2007

Tidak ada komentar: