03 September 2009

Konser Dwiki Dharmawan dan Mang Udjo Sukses

Konser kolaborasi musik modern jazz dan tradisional klasik antara musisi Dwiki Dharmawan dan Saung Angklung Mang Udjo di Merkado Lama, Dili, Timor Timur, Sabtu malam, berlangsung sukses yang ditandai tingginya antusiasme warga setempat.

Pagelaran konser musik yang difasilitasi Kedutaan Besar RI di Dili dan Kementerian Turisme, Perdagangan, dan Industri Timor Timur itu terlaksana sebagai bagian pengisi acara Dili Expo 2009.

Negara itu, pada tahun 2009 juga melaksanakan serangkaian acara berskala nasional untuk memperingati ulang tahun ke-10 Referendum Nasional.

Referendum yang dimotori PBB dan beberapa negara Barat itu sendiri, pada 30 Agustus 1999, menjadi dasar kemerdekaan Timor Timur pada 2002. Pada saat itu, sekitar 71 persen warga (bekas) Provinsi Timor Timur memilih menjadi negara sendiri, lepas dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Duta Besar Indonesia untuk Timor Timur, Eddy Setiabudhi, dan Menteri Turisme, Perdagangan, dan Industri Timor Timur, Gil Alves, hadir dalam pagelaran konser itu. Setiabudhi memberi sepatah sambutan dalam bahasa Indonesia, yang disambut gemuruh hadirin.

Demikian juga Alves, yang lancar mengungkap rasa terima kasih Pemerintah Timor Timur atas kehadiran tim seniman duta budaya Indonesia itu.

Setiabudhi berada di arena acara sejak dari permulaan konser hingga selesai, yang berakhir pada sekitar pukul 22:00 waktu setempat.

Dwiki Dharmawan, salah satu personel Krakatau Band yang populer sejak 1980-an, tampil dalam balutan busana putih-putih dan sehelai kain tradisional setempat, "tais", menghiasi lehernya.

Pertama tampil di panggung setelah diperkenalkan pembawa acara, Dwiki langsung memainkan jemarinya di atas papan kibor dengan gayanya yang khas. Sementara itu, dentuman gendang dan kecimpring dari Jawa Barat juga memperdengarkan suaranya yang khas.

Warga Dili dan sekitarnya, yang diperkirakan sampai berjumlah sekitar 4.000 orang, berkumpul di depan panggung hingga jalan di seberang arena pameran yang terletak di samping pasar terbesar di Kota Dili.

Lagu kontemporer yang dibawakan dari kibor dan gendang yang diolah dalam format rampak gendang, bertalu-talu terdengar dari tata suara berkekuatan sekitar 30.000 Watt itu. Warga Dili dan sekitarnya yang hadir semula terasa kaku mendengarkan lagu-lagu pembuka.

Namun keadaan berubah setelah tiga penari tarian Sunda menunjukkan kemolekan tariannya. Suit-suitan dan tepuk tangan kerap terdengar di udara Dili, yang malam itu sangat bersih dari awan dilatari sinar bintang-bintang.

Penontong menjadi semakin banyak memenuhi panggung dan lapangan di depannya setelah lagu "Ini Rindu" karya musisi Farid Hardja (almarhum). Masyarakat sangat hafal dengan lagu yang pernah sangat populer itu.

Bukan cuma lagu lama yang diminta mereka, karena lagu-lagu Indonesia yang baru, semisal karya grup musik ST12, "ditagih" mereka. Tidak canggung dengan permintaan massa itu, Dwiki dan Saung Angklung Udjo tanggap dengan lagu-lagu baru grup musik itu.

Kehadiran Dwiki Dharmawan dan Saung Angklung Mang Udjo menjadi warna sendiri dalam rangkaian peringatan 10 Tahun Referendum negara itu. Seniman-seniman lain yang hadir kebanyakan berasal dari negara itu, yang membawakan lagu-lagu tradisional setempat.

sumber : kompas .com

Tidak ada komentar: