03 September 2009

Thailand Tertarik Tungku Sekam

Thailand menyatakan tertarik dengan tungku sekam, teknologi alternatif yang memanfaatkan sekam padi sebagai sumber energi, yang dikembangkan peneliti Institut Pertanian Bogor (IPB).

Juru Bicara IPB Ir Henny Windarti MSi di Bogor, Sabtu (15/8), mengatakan, ketertarikan itu disampaikan pejabat eselon satu Kementerian Pertanian dan Koperasi Thailand saat bersama rombongan delegasi Menteri Pertanian dan Koperasi Thailand Theera Wongsamut berkunjung ke kampus IPB Darmaga.

Dalam kesempatan itu, Rektor IPB Prof Herry Suhardiyanto memaparkan potensi keahlian dan penelitian IPB yang menjadi bahan acuan kerja sama di bidang penelitian, yang salah satunya adalah tungku sekam itu.

Pejabat tersebut menanyakan keunggulan teknologi tungku sekam, karena dengan menghasilkan asap sangat mungkin justru akan menimbulkan polusi dan berkontribusi dalam perubahan iklim.

Di Thailand sendiri, kata pejabat itu, bahan sekam juga melimpah.

Atas pertanyaan itu, Rektor IPB menjelaskan tungku sekam hanya membutuhkan sedikit bahan bakar, dengan proses pembuatan tungku sekam juga tidak sembarangan.

Menurut dia, tungku sekam itu telah dibuat dengan perhitungan matematis dan fisika yang tepat, sehingga asap yang dihasilkan sangat minimal.

Keunggulannya, kata dia, tungku itu menggunakan sekam yang mudah, melimpah dan murah, serta banyak terdapat di sekitar petani.

"Energi panas yang dihasilkan pun tak kalah dengan bahan bakar gas dan minyak, dann sisa pembakarannya juga dapat dimanfaatkan sebagai media tanaman hortikultura," katanya.

Menurut Henny Windarti, sebelum berkunjung ke IPB, rombongan Menteri Pertanian dan Koperasi Thailand Theera Wongsamut juga telah bertemu dengan Menteri Pertanian Republik Indonesia Dr Ir Anton Apriyantono dan mengikuti "Expert Meeting" mengenai "Ketahanan Pangan dan Pertanian Berkelanjutan" di Bogor.

Theera Wongsamut mengatakan bahwa Thailand dan Indonesia memiliki banyak kesamaan seperti kondisi pertanian, petani, lahan dan iklim.

Dengan berbagai kesamaan tersebut, katanya, memungkinkan kedua negara dapat saling bertukar pikiran, berbagi pengalaman, keahlian dan bekerja sama, khususnya di bidang pertanian.

Untuk itu, pihaknya ingin mengirimkan staf untuk belajar dan mengikuti pelatihan di IPB

Tidak ada komentar: