05 September 2009

Wah... Gubernur NTT Ajak Warganya Masuk Laut

Gubernur Nusa Tenggara Timur Frans Lebu Raya mengajak warganya untuk berpaling ke laut karena di sana tersedia berbagai potensi sumber daya alam yang tinggal dipanen dan diolah untuk dikonsumsi atau dijual.

"Saatnya sekarang, setengah dari 5,6 juta jiwa penduduk NTT mulai melirik sektor kelautan sebagai peluang yang sangat menjanjikan. Tinggal bagaimana meningkatkan kemampuan untuk memberdayakan potensi kelautan tersebut," katanya di Kupang, Sabtu (5/9), sebelum terbang menuju Maumere, Kabupaen Sikka, untuk menyaksikan penganugerahan gelar guru besar kepada Ketua STFK Ledalero Prof Dr P Konrad Kebung, SVD.

Ajakan Gubernur Lebu Raya ini menanggapi pernyataan Ketua Kopertis Wilayah VIII Prof Dr Kommaruddin dalam acara wisuda Sarjana Universitas Kristen (Unkris) Atha Wacana Kupang yang mengatakan, luas lahan sawah berkurang menjadi delapan juta hektar pada tahun 2009 dari 8,4 juta hektar pada tahun 2008, akibat bertambahnya lahan kering.

Menurut Gubernur Lebu Raya, sebenarnya aktivitas petani lahan kering dikurangi ketika pemerintah menggencarkan program Gerakan Masuk Laut (Gemala) enam tahun lalu dan berbagai gerakan lain.

Selain itu, semakin tersedianya tenaga sarjana perikanan dan kelautan yang ditamatkan setiap tahun mencapai 500 hingga 600 orang dari berbagai universitas dan perguruan tinggi yang ada di NTT.

"Saya melihat sebagian besar masyarakat NTT yang tinggal di pesisir pantai masih berpaling ke darat untuk berkebun dengan sistem tebas bakar dan berpindah-pindah sehingga menjadi penghambat untuk mengoptimalkan laut sebagai lahan untuk mempertahankan hidup," katanya.

Gubernur Lebu Raya juga mengakui bahwa sarana dan prasarana yang digunakan nelayan masih terbatas dan tradisional sehingga berpengaruh terhadap kualitas dan kuantitas hasil tangkapan.

"Namun, pemerintah terus berupaya secara bertahap untuk mengatasi persoalan mental, sarana, dan prasarana dengan sosialisasi dan upaya lain untuk mengubah kendala tersebut sebagai peluang sehingga secara bertahap masyarakat mulai melihat luat sebagai lahan yang potensial," katanya.

Salah satu upaya yang sedang dilakukan adalah terus memperjuangkan NTT sebagai provinsi kepulauan bersama Provinsi Nusa Tenggara Barat, Maluku Utara, Sulawesi Utara, Riau, dan Bangka Belitung sehingga pemanfaatannya lebih optimal.

Selama ini, kata Lebu Raya, pagu anggaran dari pemerintah pusat dihitung berdasar jumlah penduduk dan luas wilayah darat sehingga besarannya tergantung pada berapa jumlah dan luasannya. Sementara untuk NTT, luas wilayah laut adalah 70 persen dari total luas wilayah.

"Kita berharap, usaha dan perjuangan NTT menjadi provinsi kepulauan ini berhasil sehingga ajakan agar masyarakat NTT berpaling ke laut menjadi lebih efektif," katanya.

sumber kompas

Tidak ada komentar: