26 Agustus 2009

Batik Jangan Sampai Diklaim Negara Lain

Ibu Negara Ny Susilo Bambang Yudhoyono mengingatkan bangsa Indonesia agar jangan sampai batik sebagai warisan budaya bangsa diklaim lagi oleh negara lain karena keengganan bangsa Indonesia melestarikan dan mengembangkan serta mewarisi budaya membatik kepada generasi muda.

"Mari kita lanjutkan mahakarya yang adiluhung dari para pendahulu kita. Jangan sampai diklaim oleh pihak lain hanya karena keengganan kita melestarikan dan mewarisi seni budaya membatik ini," kata Ibu Negara dalam sambutan di acara Gelar Batik Nusantara (GBN) 2009, di Jakarta Convention Centre (JCC), Rabu (26/8).

Dalam acara itu hadir di antaranya istri Wakil Presiden terpilih Ny Herawati Boediono, Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Jero Watjik, Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu, Gubernur DKI Jakarta Fauzi Wibowo, dan Ketua Panitia GBN 2009 Ny Jultin Ginandjar Kartasasmita.

Namun, tambah Ibu Negara, pihaknya mengaku prihatin melihat perkembangan batik yang semakin luas pemakaiannya dan coraknya semakin beragam, tidak diimbangi dengan regenerasi para pembatik, terutama batik tulis.

"Minimnya regenerasi ini membuat jumlah pembatik tulis semakin hari jumlahnya semakin sedikit, dan sekarang tinggal didominasi para kalangan pembatik lanjut usia. Memang, membatik membutuhkan kesabaran. Akan tetapi, kesabaran bukan hanya monopoli usia lanjut saja, tetapi juga generasi muda. Ini adalah tugas kita untuk mewariskan seni dan budaya ini kepada generasi muda berikutnya," lanjut Ibu Negara.

Menurut Ibu Negara, meskipun perkembangan batik saat ini telah mendapatkan perhatian khusus dari salah satu badan Perserikatan Bangsa-Bangsa, yang menangani kerja sama di bidang pendidikan dan ilmu pengetahuan serta budaya atau UNESCO, tetapi batik belum mendapat pengakuan seperti halnya keris dan wayang yang telah mendapat pengakuan sebagai warisan budaya dunia tak benda asal Indonesia.

"Oleh karena itu, UNESCO memandang perlu dan mewajibkan adanya regenerasi para pembuat batik di Indonesia agar batik bisa dijadikan sebagai warisan budaya dunia tak beda mendampingi wayang dan keris yang telah lebih dahulu diakui oleh UNESCO sebagai warisan budaya dunia milik Indonesia," ujar Ibu Ani mengingatkan.

Menyusul keris dan wayang

Diharapkan Ibu Negara, tidak lama lagi batik juga akan menyusul keris dan wayang yang diakui sebagai warisan budaya dunia milik Indonesia. "Pak Jero Watjik, kita titipkan perjuangan yang keras itu kepada Bapak. Setelah ini, masih banyak lagi yang antre. Seperti angklung. Milik kita juga. Tentu saja ini harus kita lestarikan," kata Ibu Negara.

Pada kesempatan itu, Ibu Negara menyerahkan penghargaan Kriya Pusaka atau pemerhati batik yang dinilai berjasa, yaitu mantan Menteri Pariwisata dan Telekomunikasi Joop Ave. Adapun kepada sembilan bupati dan wali kota, Yayasan Batik Indonesia memberikan penghargaan karena sekolah di wilayahnya menempatkan kegiatan ekstrakurikuler membatik.

Ibu Negara juga sempat menyaksikan peragaan busana batik dan tenun yang menampilkan Mari Elka Pangestu dan Menteri Kesehatan Siti Fadilah Supari serta istri Menko Polkam, istri Jero Watjik, beserta duta besar negara sahabat yang wanita dan sejumlah istri dubes dan lainnya berlenggak-lenggok di atas panggung.

sumber : kompas

Tidak ada komentar: